Saturday, September 27, 2025
spot_img

DIALOG TERBUKA, KBRI Bern bersama Diaspora Indonesia di Swiss & Liechtenstein

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, SWISS – Sebagai wujud terus menjalin komunikasi dengan masyarakat dan diaspora, KBRI Bern mengundang diaspora Indonesia di Swiss dan Liechtenstein untuk berdialog pada Senin (8/9), untuk memberikan ruang berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi, terkait dengan dinamika perkembangan aksi dan tuntutan masyarakat yang terjadi di tanah air.

Diaspora Indonesia menyoroti sejumlah dinamika yang terjadi di tanah air maupun peningkatan pelayanan masyarakat oleh KBRI Bern. Terkait kondisi nasional, diaspora menyatakan solidaritas dengan gerakan rakyat yang menuntut transparansi, reformasi, empati, serta menolak kekerasan terhadap aksi massa.

Diaspora juga menuntut reformasi parlemen, penguatan lembaga anti- korupsi, pembenahan Polri dan TNI, serta kebijakan ekonomi yang lebih adil, dituntut untuk menjadi fokus perubahan sistemik. Beberapa perwakilan diaspora membacakan dan menyampaikan beberapa aspirasi dan permintaan, termasuk dukungan kepada tuntutan 17 + 8, untuk diteruskan kepada instansi pemerintah terkait.

KEBERSAMAAN: Perwakilan diaspora Indonesia di Swiss dan Liechtenstein hadir secara luring di KBRI Bern, dan selebihnya mengikuti dialog melalui platform online, yang juga dihadiri Dubes RI Bern dan staf KBRI Bern.

Diaspora Indonesia juga meminta kepada KBRI Bern untuk tidak melayani kunjungan- kunjungan pejabat yang dinilai tidak bermanfaat.

Terkait pelayanan KBRI Bern, masyarakat menyoroti kelambatan pelayanan paspor akibat kerusakan printer paspor (bukan printer biasa) dan meminta agar pelayanan segera dipulihkan dan pengadaan printer pengganti dipercepat. 

Sebanyak 15 (lima belas) orang perwakilan diaspora Indonesia di Swiss dan Liechtenstein hadir secara luring di KBRI Bern, dan selebihnya mengikuti dialog melalui platform online. Dubes RI Bern juga

hadir bersama staf KBRI Bern.

Tuntutan kepada DPR, antara lain, berupa seruan agar menghentikan praktik pamer kekayaan, segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, serta menggelar audiensi reguler dengan rakyat. Kepada Polri, antara lain, diharapkan lebih humanis, tidak mengkriminalisasi warga, dan memperkuat profesionalisme. Kepada Kejaksaan Agung diserukan untuk menuntaskan kasus besar

yang masih menggantung, sedangkan Mahkamah Konstitusi diminta untuk meninjau ulang keputusan kontroversial.

Diaspora menekankan perlunya program pembinaan yang relevan dengan kebutuhan nyata WNI di Swiss, seperti pelatihan kerja sesuai standar lokal, dukungan usaha kuliner, dan pendampingan legalitas usaha. Media sosial resmi KBRI juga diharapkan terus menjadi kanal terbuka untuk informasi dan menampung keluhan masyarakat.

KBRI Bern menegaskan komitmennya untuk senantiasa memberikan pelayanan masyarakat yang terbaik secara optimal, dan telah mengupayakan pengadaan printer pengganti, melalui koordinasi intensif dengan Kementerian terkait di Jakarta. KBRI Bern mengapresiasi segala masukan dan kesediaan melakukan dialog dan berkomitmen untuk terus meningkatkan komunikasi melalui berbagai saluran yang telah ada.

Diaspora Indonesia di Swiss dan Liechtenstein juga mengapresiasi keterbukaan KBRI Bern mengadakan

forum berdialog secara terbuka. Forum ini menjadi wadah penting bagi komunitas diaspora untuk menyampaikan aspirasi, masukan, dan sekaligus membangun komunikasi konstruktif. (opp/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img