Jelang Imlek
MALANG – Nuansa menjelang Imlek makin terasa di Klenteng Eng An Kiong. Umat Tridharma mulai menjalankan sembahyang dan ritual yang biasa dilakukan sebelum Imlek.
Yakni diawali dengan sembahyang Song Shen, Kamis (23/1) kemarin. Sembahyang ini ditujukan sebagai rasa syukur selama setahun kemarin telah diberikan banyak berkah dan diharapkan tahun depan mendapatkan hal yang lebih baik.
Sembahyang yang diikuti umat Tridharma ini dilanjutkan dengan mencuci patung-patung dewa yang ada di Klenteng tersebut.
“Ada 24 patung (yang akan dicuci), cuma hari ini yang paling utama itu tuan rumah. Setiap klenteng itu kan ada tuan rumah, yang di depan itu yang diutamakan dulu. Itu dewa Thouw Te Kong, Dewa Bumi. Terus ketambahan Chaw Kun Kong jadinya 25. Itu Dewa Dapur,” terang David Kurniawan, salah satu pengurus Klenteng Eng An Kiong.
Disampaikan David, puluhan umat yang mencuci patung dewa ini semuanya melakukan dengan sukarela. Proses pencuciannya meskipun terkesan sederhana, namun perlu ketelitian dan penuh kehati-hatian saat melakukannya. Sebab hampir semua patung dewa yang ada di Klenteng Eng An Kiong ini sudah berusia ratusan tahun.
“Dewa Bumi itu lebih dari 200 tahun. Karena kan tahun ini Klenteng Eng An Kiong berulang tahun yang ke 200 tahun. Nah logikanya kan patung ini sudah ada sebelum ulang tahun Klenteng. Karena patung itu sebelumnya dibawa dari leluhur kami dari Tiongkok. Kalau yang kecil-kecil itu umurnya pasti lebih muda karena tambahan,” beber David.
Proses pencucian ini menggunakan kuas, lap serta air kembang agar bisa bersih dari debu. Selain itu juga tidak sampai merusak fisik patung dewa.
“Prosesinya, patung diturunkan dari altarnya, kemudian dibuka bajunya, baru dibersihkan dari debu-debu. Untuk pencuciannya memakai air bunga. Ini dibersihkan karena roh sucinya dianggap sedang pergi ke langit sehingga kami punya waktu untuk membersihkannya. Punya waktu tiga hari,” rinci dia.
Setelah Dewa Bumi yang pertama dicuci, selanjutnya baru patung dewa lainnya. Kemudian, setelah pencucian selesai, patung dewa dikembalikan ke altar masing masing.
Pasca sembahyang Song Shen dan ritual mencuci patung dewa, ada satu lagi rangkaian kegiatan lain yang biasa dilakukan menjelang Imlek.
Ketua Yayasan Klenteng Eng An Kiong Rudi Phan menyampaikan, sehari sebelum perayaan Imlek, biasanya sebagian umat Tridharma melakukan ‘melekan’ atau tidak tidur sepanjang malam untuk berdoa meminta rejeki yang banyak.
Setelah itu pada hari-H Imlek diadakan sembahyang bersama. Baru pada 8 Februari dan 9 Februari, Klenteng Eng An Kiong sudah menyiapkan kegiatan Wayang Potehi. Lalu pasca pementasan Wayang Potehi, bakal digelar perayaan Cap Go Meh yang mengundang ribuan masyarakat
“Rencananya itu 12 Februari, kami akan mengundang masyarakat sekitar untuk makan di sini. Rencana 3.000 porsi yang akan disiapkan. Kalau di Islam, itu seperti Kupatan,” tandasnya. (ian/van)