spot_img
Sunday, August 3, 2025
spot_img

Diawali Tradisi Nyadran Warnai Pagelaran Wayang Kulit Wendit Tempo Doeloe

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Suasana penuh kekhidmatan menyelimuti suasana  Nyadran di kawasan Punden Mbah Kabul Wendit Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Rangkaian kegiatan tersebut diawali dengan prosesi memasuki kawasan  dan persembahan doa, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama serta pementasan wayang dalam gelaran Wendit Tempo Doeloe di New Wisata Wendit by Nicole’s, Sabtu (26/7) siang. 

Malang Posco Media

Juru Kunci Punden Mbah Kabul, Rupi’atin, mengatakan bahwa agenda Nyadran ini adalah proses meminta izin kepada danyangan di punden Mbah Kabul. Prosesi ini agar acara gelaran wayang dalam agenda Wendit Tempo Doeloe ini berjalan lancar. 

Kegiatan yang berlangsung secara guyub itu dibuka langsung oleh Suroso, salah satu tokoh masyarakat yang juga dikenal sebagai dalang. Setelah doa pembuka dan santapan serta lauk khas daerah, para peserta mulai memasuki area pertunjukan.

“Dalam pementasan wayang kali ini, tampil tiga dalang yang memeriahkan acara. Di antaranya adalah Dzulfikar dan Dalang Cilik Ki Niko Anom Carito,” ungkap perempuan yang akrab disapa Rupi itu, kepada Malang Posco Media. 

Malang Posco Media

Dalang remaja lainnya yang tampil bergiliran dari siang hingga sore hari. Mereka menampilkan gaya dalang tradisional yang kreatif dan dinamis, membawa suasana panggung hidup dengan cerita dan karakter yang memikat.

Menurutnya salah satu penggerak kegiatan budaya tersebut, pementasan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga upaya pelestarian budaya di kalangan generasi muda. Ia mengapresiasi semangat para dalang remaja yang dengan antusias terlibat dalam acara nyatran dan pertunjukan.

“Anak-anak muda ini luar biasa. Mereka tidak hanya belajar seni pedalangan, tapi juga menghidupkan kembali tradisi-tradisi yang hampir punah,” ujar Rupi.

Setelah pementasan berlangsung penonton tampak antusias dan terhibur dengan suguhan cerita yang dibawakan secara interaktif. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari agenda budaya masyarakat sekitar, yang rutin digelar dalam bentuk sederhana namun sarat makna spiritual dan sosial. (rex/nug)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img