spot_img
spot_img
Friday, March 29, 2024
spot_img
spot_img

Diduga Meninggal Sesak Nafas

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Dalam simpang siur jumlah korban tragedi Stadion Kanjuruhan, pascalaga Arema FC versus Persebaya Surabaya, sedikitnya ada empat Rumah Sakit yang hingga pukul 01.00 terus menerima Aremania mengantar rekannya yang tumbang. Tiga Rumah Sakit itu adalah RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS Teja Husada. Ketiganya berada di Kepanjen, Kabupaten Malang.

Berdasarkan laporan pandangan mata wartawan Malang Posco Media yang berada di RS Wafa Husada, Rumah Sakit swasta ini dipadati banyak suporter Aremania. Mereka hendak memastikan bagaimana keadaan korban. Di luar, beberapa orang masih bertanya-tanya terkait sanak saudara atau rekan yang belum diketahui kepastiannya. Termasuk identitas korban meninggal.

Sementara di ruang dekontaminasi tampak puluhan korban berjejer menunggu perawatan dan pemeriksaan. Termasuk beberapa korban tak tertampung berada di lantai depan dan dibatasi tirai oleh petugas rumah sakit. Polisi dan TNI berupaya mengondisikan Aremania di depan rumah sakit. Merekai masih dilakukan perawatan secara bergilir. Informasi sementara, terevakuasi 24 orang di RS Wafa Husada. Info terbaru dari RS Wafa Husada, ada 50 lebih yang meninggal dunia.

“Kemungkinan rata-rata meninggal karena sesak nafas , ditengarai dari ciri-ciri membiru pada bagian wajah,” ungkap Derryl, Anggota PMI Kabupaten Malang dikonfirmasi Malang. Dugaan sesak nafas tersebut lantaran Aremania yang tertembak gas air mata.

Sementara itu, puluhan supporter menjalani perawatan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Mereka korban dan terluka akibat ricuhnya pertandingan Arema FC vs Persebaya. Agung Eka salah satunya. Pemuda berusia 22 tahun ini mengalami luka di tangan dan memar sekujur tubuh. Namun bukan lukanya yang membuat Agung sampai dengan dinihari tadi resah. Tapi karena Damalinda, kekasihnya hilang.
“Tadi saya dengan calon istri nonton berdua. Saat selesai ricuh saya turun dari tribun. Kemudian kami didorong, dari belakang, saya dan dia (Darmalinda) jatuh. Itu terakhir kami ketemu, ” Katanya.
Dia pun mengaku, sempat terinjak-injak. Hingga akhirnya dia digotong orang. Selanjutnya dibawa ke RSUD Kanjuruhan.
“Saya sudah telepon orang tua, juga sudah menghubungi orang tua Darmalinda. Sekarang calon istri saya masih dicari, ” Kata pria berasal dari Desa, Pakis Kembar kecamatan Pakis.
Aulia, 17 tahun juga menjadi korban ricuhnya pertandingan sepakbola yang digelar di Stadion Kanjuruhan. Aulia mengalami luka pada dahinya. Robek dan harus dijahit 3.
“Saya tidak tahu apa yang menyebabkan ricuh. Tiba-tiba penonton turun ke lapangan, dan pagat tribun patah. Sayadi dorong dari belakang kemudian jatuh, ” Katanya.
Aulia sendiri masih bersyukur, saat jatuh ada orang yang menarik dirinya ke kamar mandi. “Saya selamat setelah ada yang menarik, terus diamankan di kamar mandi, ” Katanya.
Aulia mengaku saat ini masih merasakan mual dan matanya pedih akibat gas air mata yang ditembakkan polisi.
Sementara itu, suasan RSUD Kanjuruhan masih ramai. Banyak korban keluar masuk.
Bahkan banyak juga anggota keluarga datang mencari keluarganya yang dirawat.
Menurut informasi ada juga korban yang meninggal dibawa ke RSUD Kanjuruhan. Namun sampai dengan saat ini belum diketahui berapa jenazah yang dibawa ke RSUD Kanjuruhan. (tyo/ira/bua)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img