spot_img
Tuesday, December 24, 2024
spot_img

Dies Natalis ke-17 Universitas Ma Chung, Kolaborasi Budaya Tiongkok-Indonesia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Festival Kampung Pecinan membuat suasana Dies Natalis ke-17 Universitas Ma Chung semakin meriah. Tampak lebih berwarna dengan nuansa merah. Selama tiga hari sejak Jumat (26/7) lalu, Universitas Ma Chung ramai dikunjungi masyarakat dan mahasiswa.

Mereka ingin melihat lebih dekat Festival Kampung Pecinan yang kental dengan Budaya Tiongkok. Namun tidak hanya seni budaya tiongkok, di Festival itu juga menampilkan budaya Nusantara. Dikemas secara kolaboratif yang membuat pemandangan tampak lebih elok di kampus ini.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Ma Chung, Wawan Eko Yulianto, SS., MA., Ph.D mengatakan, Festival Kampung Pecinan merupakan agenda rutin Universitas Ma Chung. Hanya kali ini digelar menjadi rangkaian dari Dies Natalis ke-17. “Motivasi kami tentu sebagai edukasi kepada mahasiswa dan masyarakat tentang budaya Tiongkok dan Indonesia,” katanya.

Sebelumnya, Festival tersebut diadakan di wilayah Kampung Pecinan. Kali ini Universitas Ma Chung bersama dengan Kelenteng Eng An Kiong dan banyak pihak lainnya menampilkan berbagai pertunjukan menarik yang menggambarkan harmonisasi antara budaya Tiongkok dan Indonesia. 

Festival ini dibuka secara gratis untuk umum. Menampilan beragam penampilan budaya meliputi barongsai, wushu, pencak silat, tari topeng ireng, sinden dan musik Tiongkok, leang leong, wayang suket, shufa, tari kipas, singo barong dan barongan, tari mbeso genjring, Chinese dance, serta penampilan siswa-siswi SMA.

Selain pertunjukan seni, Festival tersebut juga menghadirkan lebih dari 50 stand kuliner yang menawarkan berbagai cita rasa khas Tiongkok dan Indonesia. “Pengunjung juga disuguhkan dengan penampilan Guoye, musik tradisional Tiongkok yang akan menambah nuansa budaya dalam festival ini,” ujarnya.

Yang tidak kalah menarik, ada pula mini museum yang menampilkan berbagai alat musik khas Indonesia dan Tiongkok, serta spot foto yang memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung. Mini museum ini memamerkan alat-alat musik tradisional, seperti gamelan Jawa dan guzheng Tiongkok, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk lebih mengenal kekayaan budaya kedua negara.

Pengunjung dapat mengikuti kegiatan kesehatan seperti poundfit dan donor darah yang akan diselenggarakan pada hari ketiga, Minggu (28/7). “Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat dan menjadi wujud nyata kepedulian sosial bagi sesama,” terang Wawan.

Dia mengungkapkan, dengan terselenggaranya kegiatan ini, Universitas Ma Chung sebagai institusi pendidikan tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga berperan aktif dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, khususnya akulturasi budaya Tionghoa-Indonesia.

“Melalui berbagai kegiatannya, Festival Kampung Pecinan menjadi wadah yang mempertemukan elemen-elemen budaya Tionghoa dan Indonesia dalam sebuah harmoni yang indah. Upaya ini untuk mempertahankan warisan budaya, dan sebagai sarana mendidik generasi muda tentang pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman budaya,” pungkasnya. (imm/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img