spot_img
Saturday, October 19, 2024
spot_img

Digalakkan, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Beragam upaya dimaksimalkan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang untuk menekan angka Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satunya dengan menggalakkan kembali program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Dra Mursyidah Apt, M.Kes mengatakan G1R1J merupakan program pemerintah pusat, bertujuan mengajak peran aktif masyarakat  menekan angka kasus DBD.

- Advertisement -

“ Harapannya,melalui program ini angka  DBD di wilayah Kabupaten Malang dapat terus ditekan,’’ katanya kepada Malang Posco Media,Kamis (11/8).

 Ditambahkan, G1R1J ini merupakan upaya gerakan yang sangat efektif. Setiap rumah itu ada satu juru pemantau jentik.

“Satu rumah harus ada Agent of Changenya, untuk mengajak anggota keluarga lainnya melakukan gerakan 3M+. Yaitu mengubur, menguras, menutup, melipat baju-baju yang digantung yang menjadi tempat sarang nyamuk,” katanya.

Diungkapkan,para Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal, terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. Sarang nyamuk  harus diberantas dengan segera agar tidak menimbulkan DBD.

“Tugas Jumantik adalah adalah melakukan 3M+, dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk,’’ tambahnya.

Mursyidah mengakui  kembali menggalakkan G1R1J ini lantaran kasus demam berdarah di Kabupaten Malang cukup tinggi. Sejak Januari sampai dengan Juli lalu, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mencatat 590 kasus demam berdarah dengan jumlah kematian empat kasus.

“Kasus DBD di Kabupaten Malang sampai dengan akhir bulan Juli lalu 590 kasus. Jumlah kematian empat kasus. Ini yang menjadi konsentrasi kami,’’ urainya.

Tingginya angka DBD ini dikatakan Mursyidah tak lain karena factor cuaca yang saat ini tidak menentu. “Biasanya kasus demam berdarah itu tinggi saat musim pancaroba. Tapi sekarang ini kan tidak demikian.  Bisa beberapa hari panas, kemudian hujan. Terlebih kesadaran masyarakat  terhadap kebersihan lingkungan juga masih minim. Sehingga nyamuk Aides Aigepty yang menjadi sumber penyakit DBD cepat berkembang.

Seiring dengan hal itu, selain menggalakkan kembali G1R1J, Mursyidah juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menggalakkan  Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dimana melalui PHBS diharapkan dapat tercipta lingkungan yang bersih dan nyamuk Aedes Aegpti pun tidak bersarang di lingkungan warga.

“Selain itu untuk menekan DBD warga juga bias menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.  Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk,’’ tandasnya.(ira/nug)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img