MALANG POSCO MEDIA, SURABAYA – Kinerja 15 Rumah Sakit (RS) milik Pemprov Jatim secara umum masih jauh dari target yang diharapkan. Kondisi ini terlihat jelas dari laporan evaluasi pelaksanaan APBD 2024 yang hingga 6 Nopember 2024, penyerapan pagu anggaran baru mencapai 66,97 persen.
Mengukur kinerja satu RS dengan RS lainnya memang tidak bisa disamaratakan. Karena 15 RS milik Pemprov Jatim kelas dan pagu anggarannya tidak sama. ‘’Tetapi, kenyataan yang ada serapan anggaran mereka belum mencapai 80 persen sesuai pedoman umum,’’ tandas Henggar Sulistiarto, Kabiro Administrasi Pembangunan (AP) di kantornya, kemarin siang.
Seperti diberitakan diharian ini sebelumnya (MPM, 14/11), pagu anggaran APBD Jatim 2024 untuk 71 OPD dan 20 SMK nilainya mencapai Rp 35.914.883.959.400. Hingga akhir Oktober 2024, target anggaran diserap baru mencapai Rp 25.470.114.791.659. Dengan kata lain, ada Rp 10.444.769.167.741 atau Rp 10,4 Triliun terancam tidak terserap secara baik dan benar.
Sepanjang tahun 2024, Pemprov Jatim telah mengucurkan anggaran untuk operasional 15 RS miliknya sebesar Rp 5,1 Triliun, tepatnya Rp 5.139.111.357.658. Sayangnya dari pagu sebesar itu yang terserap hingga 6 Nopember 2024 baru mencapai Rp 3,6 Triliun, tepatnya Rp 3.694.693.788.444.
‘’Serapan baru mencapai 66,97 persen. Padahal, hingga akhir September 2024 atau akhir triwulan III mestinya sudah mencapai 80 persen. Ini sampai Nopember saja belum sampai 80 persen,’’ kata Henggar meyakinkan.
Henggar yang mantan Direktur Umum dan Keuangan RSSA Malang ini menyadari, memang tidak mudah mengendalikan dan mengelola anggaran sebesar itu. Tetapi, jika perencanaan di awal tahun dijalankan sesuai rencana maka target serapan akan bisa terpenuhi.
‘’Sebaliknya, jika ternyata sampai akhir Nopember saja belum bisa mencapai 80 persen, berarti ada yang salah diperencanaannya. Atau perencanaan bener, tapi pelaksanaanya tidak benar,’’ kilah Henggar.
Data yang dimiliki MPM menunjukkan, tidak satu pun dari 15 RS yang mencapai target serapan 80 persen. Tetapi, ada beberapa RS yang serapannya telah mendekati angka ideal yang sudah digariskan pedoman umum yaitu Triwulan I 20 persen, Triwulan II 35 persen (55 persen), Triwulan III 25 persen (80 persen), Triwulan IV 20 persen (100 persen).
Sementara itu kinerja dua RS besar milik Pemprov Jatim yaitu RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, serapan anggarannya di atas 70 persen. RSUD Dr. Soetomo Surabaya, tahun 2024 ini, menerima anggaran Rp 1.739.008.387.964 atau Rp 1, 7 triliun lebih.
Hingga 6 Nopember 2024, RSUD bermarkas di Jl. Karang Menjangan Surabaya dan dikendalikan Prof Cita Rosita Sigit Prakoeswa dr SpKK(K) telah membelanjakan Rp 1.374.460.295.936 atau sebesar 79,04 persen.
Lalu bagaimana dengan RSUD Saiful Anwar Malang? RS plat merah yang baru saja memperingati Ulang tahunnya ke 45 tahun ini, tahun 2024, mendapat kucuran anggaran Rp 1.236.159.959.912. Atau mengelola anggaran lebih besar kedua dibanding RSUD dr Soetomo Surabaya.
Dan hingga 6 Nopember 2024, RSUD yang dikendalikan Dr. dr. Moch. Bachtiar Budianto,Sp.B,Subsp. Onk.(K),FINACS,FICS baru membelanjakan anggarannya sebesar Rp 884.029.262.937. Atau serapannya baru mencapai 71,51 persen.
Satu-satunya RS yang serapannya menembus angka 80 persen adalah RSUD Karsa Husada Batu. RS yang dijalankan dr. Muhamad Rizal, MM., M.Kes. di tahun 2024 dipercaya mengelola anggaran sebesar Rp 202.306.243.344. atau serapannya telah mencapai 81,00 persen.
‘’Diantara 15 rumah sakit itu yang paling minim serapannya yairu RS Paru Jember. Sepanjang 2024 rumah sakit ini diberikan anggaran Rp 178,3 miliar dan baru terserapRp 95,3 milair saja. Atau baru mencapai 53,47 persen,’’ pungkas Henggar dengan menyebutkan kondisi serupa dialami Dungus Madiun. Selama 2024 diberikan anggaran Rp 81,8 miliar tetapi baru terserap Rp 45,9 miliar atau 56,09 persen.
Sementara itu MPM berusaha minta konfirmasi ke beberapa OPD termasuk ke Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono. Tetapi tidak satu pun diantara mereka yang membalasnya. Hanya Kepala Bapenda Jatim Bobby Sumarsono yang membalas. ‘’Maaf belum bisa komen karena masih berproses,’’ jawab Bobby. (has)