MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Operasional kegiatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Batu Wisata Resource (BWR) dipastikan mandek. Pasalnya saat ini perusahaan plat merah milik Pemkot Batu itu tengah dilakukan audit oleh akuntan publik. Hal itu disampaikan Komisaris BWR Kota Batu, Aries Setiawan.
“Semenjak pengunduran Dirut BWR terpilih (Mohammad Reza Januar, red.) telah dilakukan RUPS. Hasilnya operasional perusahaan tidak bisa dijalankan sementara waktu karena tidak adanya Dirut definitif. Selain itu perlu dilakukan audit (pengelolaan, red.) BWR oleh akuntan publik,” kata Aries kepada Malang Posco Media, Kamis (9/3) kemarin.
Lebih lanjut ia menerangkan, sebelum ada hasil audit dari akuntan publik. Maka segala kegiatan di BWR harus berhenti sementara waktu hingga hasil audit keluar. “Sekarang audit sudah berjalan satu bulan. Targetnya hasil audit selesai dalam waktu tiga bulan. Setelah hasil keluar barulah digelar RUPS kembali untuk mengambil tindak lanjut seperti apa,” bebernya.
Kepala DLH Kota Batu ini menerangkan, hasil laporan terakhir untuk sisa uang penyertaan modal BWR di tahun 2021 tinggal Rp 170 juta. Uang tersebut saat ini masih tersimpan di Bank Jatim dan tidak bisa digunakan hingga ada Dirut definitif.
Perlu diketahui selama BWR berdiri disinyalir atau diduga mendapat kucuran dana penyertaan modal senilai Rp 11 miliar. Selama beroperasi BWR tidak mendapatkan keuntungan sama sekali. Bahkan sisa uang yang tersimpan di kas BWR saat ini tinggal Rp 107 juta.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi B DPRD Kota Batu, Syaifudin saat menggelar hearing tahun 2021. Disampaikan Syaifudin bahwa laporan pertanggung jawaban BWR tidak pernah disampaikan secara detail kepada dewan yang turut menyetujui kucuran penyertaan modal. Bahkan sampai dengan dipilihnya Direktur yang baru melalui fit and proper test juga tak dilibatkan.
“Selama ini BWR telah menerima dana penyertaan modal senilai Rp 11 miliar tapi tidak ada kejelasan. Serta masih ada piutang Rp 3 miliar yang sekarang katanya masih ditagihi. Bahkan terkait masalah proses seleksi Dirut BWR yang selama ini kami tidak dikasih tahu,” ujar Syaifudin.
Lebih lanjut ia menerangkan terkait kepengurusan sebelumnya Direktur PT BWR dijabat Bagyo Prasasti Prasetyo selama periode 2016-2021. Selama kepengurusan tersebut yang menjadi pertanyaan adalah piutang sekitar Rp 3 miliar mengalirnya kemana saja juga tidak diketahui. Sehingga menjadi tanda tanya besar bagi Legislatif agar BWR bisa memberikan laporan secara detail.
Kemudian dengan kepengurusan baru yakni Mohammad Reza Januar Dirut PT. BWR Kota Batu periode 2021-2026, namun hanya dalam waktu tujuh bulan menjabat mengundurkan diri. Legislatif meminta agar dilakukan inventarisir sisa barang atau aset yang ada secara rinci. Selanjutnya dari aset itu mana yang bisa dijual dan dipertahankan untuk menjalankan usaha karena sisa uang di kepengurusan baru tinggal Rp 170 juta.
“Dengan sisa Rp 170 juta untuk digunakan usaha itu berat. Saran kami aset apa yang bisa diputar apa dan yang bisa dijual untuk modal lagi. Sebuah badan usaha itu butuh coaching agar modal bisa jalan. Karena selama ini usaha BWR sangat melenceng dari Perda yang telah dibuat,” terangnya.
Diketahui usaha BWR saat ini ada bengkel dan toko sembako. Kemudian diungkap ada satu lagi usaha (jualan, red.) pasir yang tak diketahui kejelasannya. Dari usaha-usaha tersebut diketahui keuntungan di tahun 2020 sebesar Rp 89 juta dan tahun 2019 sebesar Rp 74 juta. Namun saat ini semua usaha tersebut sudah tidak beroperasi. “Dengan keuntungan itu sangat tidak sebanding dengan gelontoran dana penyertaan modal dari APBD secara bertahap sejumlah Rp 11 miliar. Ini tidak sehat karena pada kenyataannya dana habis,” tegasnya.
Dengan data-data tersebut, diungkapnya ada kesalahan dasar dalam BWR. Meliputi menajerial atau yang mengelola tidak mampu, menajemen yang kacau dan pemetaan bisnis yang tidak jelas. Sehingga kedepan menurutnya perlu adanya choaching agar usaha berjalan. “Karena itu kami minta uang pengeluaran selama ini harus diusut. Kenapa kok bisa rugi. Masalahnya uang yang disalurkan segitu banyak,” imbuhnya.
Sementara itu perlu diketahui bahwa dalam seleksi pemilihan direksi BWR yang baru telah menunjuk Mohammad Reza Januar sebagai Dirut PT. BWR Kota Batu periode 2021-2026. Sebelumnya, Direktur PT BWR dijabat Bagyo Prasasti Prasetyo selama periode 2016-2021. Masa kepemimpinan Bagyo berakhir pada 18 Januari lalu.
Selama dipimpin Bagyo sejak tahun 2016 lalu laba yang dibukukan BWR sebesar Rp 685 juta. Dengan nilai penyertaan modal yang dikucurkan sebesar Rp 7 miliar. Penyertaan modal dikucurkan secara bertahap. Penyaluran awal dilakukan pada 2016 lalu sebesar Rp 3 miliar. Berlanjut pada tahun 2017 sebesar Rp 3 miliar. Dan tambahan senilai Rp 1 miliar diberikan saat PAK APBD 2017. (eri/udi)