MALANG POSCO MEDIA- Secara garis besar konsep Malang Fashion on the Street tahun ini tetap berada pada tema besar gelaran sebelumnya. Yakni menampilkan peragaan busana buatan desainer asal Kota Malang.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni menjelaskan pihaknya masih membahas detail desainer-desainer yang akan diajak berpartisipasi dan tema busana seperti apa yang nanti akan ditampilkan.
Meski begitu ruh dari pergelaran Malang Fashion on the Street tetap berpegang pada kreativitas. Pasalnya fashion menjadi salah satu sektor ekonomi kreatif (ekraf) Kota Malang yang diunggulkan.
Untuk memeriahkan, para model dari peragaan busana ini akan diambil dari berbagai tokoh di Kota Malang. Juga menggandeng berbagai komunitas.
“Yang juga akan terlibat dalam fashion on the street juga teman-teman komunitas MTC (Malang Tahes Club),” paparnya.
Ida menyampaikan tidak hanya peragaan busana saja, performance yang tak kalah penting adalah pertunjukan seni dan musik. Kali ini Malang Fashion on the Street akan menggandeng komunitas Malang Musik Bersatu Indonesia (MMBI).
Pertunjukan musik bersama MMBI, Ida mengatakan akan ada kurang lebih 1.000 musisi yang berpartisipasi. Meski akan diadakan meriah, Ida menegaskan pegelaran juga akan dilakukan menyesuaikan dengan prosedur leveling PPKM. Saat ini PPKM di Kota Malang berada di Level 2.
“Kita pastikan nanti tetap prokes. Karena kita kan memang masih PPKM. Tapi sesuai level 2, untuk kapasitas bisa diisi sampai 75 persen,” tegas Ida.
Ia menyampaikan meskipun venue dari gelaran ini di ruang terbuka, maka warga akan dibiarkan bebas menonton tanpa batasan khusus. Hanya akan diwajibkan untuk tetap menggunakan masker dan jaga jarak untuk menonton.
Ida menyampaikan kegiatan akan dimulai pukul 15.00 WIB diawali flash mob. Kemudian dilanjutkan performance tarian. Dan sekitar pukul 19.00 WIB peragaan busana dimulai. (ica/van)