MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Kanker payudara menjadi salah satu dari penyakit kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia. Yaitu sebesar 42,1/100 ribu penduduk dan meningkat setiap tahun. Di Kabupaten Malang, kesadaran masyarakat untuk deteksi dini kanker masih tergolong rendah.
Penyebabnya, mulai dari kurangnya pemahaman dan tingginya kekhawatiran terdiagnosis kanker. Hal itu terbukti deteksi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang masih belum mencapai target. Deteksi itu dilakukan melalui Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan kanker.
Seksi Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinkes Kabupaten Malang, Fitriayu Dola Meirina membenarkan hal tersebut. Minimnya capaian terjadi karena kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri masih rendah. “Capaiannya masih dibawah target, baru 16 persen dari 20 persen,” ungkapnya.
“Penduduk kabupaten Malang sangat sulit untuk periksa. Kebanyakan takut jika terdiagnosis. Padahal jika lebih dini terdeteksi penanganan bisa lebih baik dan segera dilakukan,” ujar Fitriayu. Target 20 persen dari 393 ribu perempuan itu juga mengakami kenaikan di tahun 2023.
Hasil dari capaian deteksi dini yang dilakukan dalam setahun kebelakang, diketahui ada setidaknya 20 orang dalam setahun yang menderita kanker payudara. Meski sedikit, jumlah itu tetap mengkhawatirkan melihat minimnya deteksi dini.
“Pemeriksaan berlangsung bersama dengan IVA, tetapi ada ketimpangan ketika masyarakat tak berkenan dideteksi keduanya karena beragam alasan. Hal itu juga menjadi siasat agar masyarakat mau memeriksakan diri,” katanya.
Jika sasaran diketahui terdeteksi kanker, pihak Dinkes mengarahkan untuk ditangani dengan pengobatan atau dilakukan penanganan lanjutan dengan rujukan ke rumah sakit. Mengenai tingkat kesembuhan, (tyo/mar)
-Advertisement-.