Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di perkotaan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) terus melakukan segala cara. Dikarenakan lahan sawah makin berkurang, maka Dispangtan mendorong konsep pertanian perkotaan dalam rangka pemanfaatan pekarangan yang bisa dilakukan di lingkungan rumah, yakni urban farming.
Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi menyampaikan, tujuan digencarkannya urban farming ini dalam rangka menghasilkan tanaman pertanian berupa sayuran dan bahkan terintegrasi dengan perikanan dan peternakan.
“Harapannya apa yang menjadi usaha urban farming, usaha perikanan skala pekarangan dan peternakan skala pekarangan dapat digunakan untuk bahan pangan sebagai wujud ketahanan pangan di keluarga RT dan RW,” ujar Slamet kepada Malang Posco Media.
Seperti diketahui, kawasan pertanian pangan yang ada di Kota Malang saat ini sudah dikunci seluas 468 hektar. Tidak bisa dialih fungsikan keperuntukannya untuk sektor lain setidaknya selama 30 tahun ke depan.
Sementara Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dijaga luasannya di mana saat ini luasnya sekitar 18,5 hektar. Kemudian untuk sawah yang ditanami padi, masih berkisar 803 hektar. Selebihnya, 200an hektar merupakan lahan tadah hujan.
Menurut Slamet, saat ini urban farming di Kota Malang banyak dimanfaatkan untuk tanaman sayur mayur, cabai, tomat, umbi umbian, hingga tanaman rambat yang menghasilkan buah seperti labu sebagai diversifikasi atau keanekaragaman bahan pangan.
Untuk meningkatkan urban farming ini, Slamet menyampaikan pihaknya tengah mencoba untuk mengangkat produk unggulan. Yaitu produk Bunga Telang. Menurut Slamet, produk pertanian sangat potensial karena bisa dimanfaatkan untuk obat, minuman, sayuran dan pewarna makanan
“Bunga Telang memiliki setidaknya varietas 6 warna. Tapi di Kota Malang hanya putih dan ungu. Saat ini sedang kita usulkan ke Kementerian Pertanian sebagai varietas unggulan di Kota Malang bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Di setiap kelompok urban farming dan kelompok wanita tani, melalui PKK mulai dari tingkat kota kecamatan dan kelurahan, budidaya Bunga Telang di kegiatan urban farming banyak dibudidayakan,” ungkapnya.
Di salah satu kelompok tani, Slamet bahkan menyebut olahan Bunga Telang sudah diinovasikan dalam beragam produk. Ia mencontohkan seperti yang ada di kelompok tani yang ada di Perumahan Cempaka Putih, olahan Bunga Telang diolah menjadi kue, minuman bahkan menjadi motif batik.
“Alhamdulillah produk ini juga diminati konsumen di tingkat kota melalui pemasaran toko modern, pasar modern, cukup direspon termasuk rencana akan kerjasama dengan PHRI,” tandasnya. (ian/bua)