MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu menyatakan perang terhadap penyakit Hepatitis. Pasalnya hingga Juli 2025 Dinkes Kota Batu mencatat ada 115 orang terserang Hepatitis. Bahkan belasan diantaranya adalah ibu hamil.
Dengan kondisi tersebut Dinkes Kota Batu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memutus rantai penularan hepatitis, terlebih pihaknya menargetkan eliminasi hepatitis pada tahun 2030. Mengingat hepatitis dapat menular dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah pada bayi dan pecah ketuban dini.
“Untuk itu dalam memerangi Hepatitis dalam penanganannya kami memfokuskan pada lima pilar utama. Meliputi peningkatan kesadaran masyarakat, perluasan akses pengujian dan pengobatan, penghapusan stigma dan integrasi layanan kesehatan,” ujar Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr. Susana Indahwati kepada Malang Posco Media, Rabu (30/7) kemarin.
Lebih lanjut, untuk mengetahui sejak dini penyakit hepatitis, Susan mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk mengetahui status kesehatannya dengan melakukan tes hepatitis. Khususnya hepatitis B dan C, yang berisiko menjadi kronis dan menyebabkan sirosis maupun kanker hati. “Deteksi dini adalah kunci. Semakin cepat seseorang tahu status hepatitisnya, maka peluang untuk sembuh dan mencegah komplikasi juga semakin besar,” imbuhnya.
Berdasarkan data Dinkes Kota Batu, tahun 2024 sebanyak 228 kasus hepatitis B, termasuk 13 ibu hamil. Sedangkan untuk Januari – Juli 2025 sebanyak 103 kasus hepatitis B, termasuk 11 ibu hamil. “Potensi penularan hepatitis dari ibu hamil ke anak (penularan vertikal) juga jadi perhatian karena angkanya masih cukup tinggi. Terutama hepatitis B dan C,” paparnya.
Diungkapnya bahwa bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif harus segera mendapat vaksin hepatitis B dan imunoglobulin (HBIG) maksimal 12 jam setelah lahir. Injeksi vaksin dengan waktu tertentu tersebut sangat penting untuk mencegah infeksi kronis pada anak.
Sedangkan untuk hepatitis C yang juga dapat menular saat persalinan juga terdeteksi di Kota Batu. Dengan total 9 kasus tercatat sepanjang 2025. Padahal di tahun 2024 tidak ditemukan kasus. “Oleh karena itu Dinkes Kota Batu berharap lahir kolaborasi yang kuat antara masyarakat, tenaga kesehatan, organisasi masyarakat sipil dan pembuat kebijakan. Sehingga dapat merealisasikan Indonesia Bebas Hepatitis 2030,” pungkasnya. (eri/udi)