MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Dinas Kesehatan Kota Batu mencatat jumlah orang dengan HIV (ODHIV) tahun 2023 mencapai 324. Jumlah tersebut naik berkali-kali lipat dari tahun 2022 yang mengatakan hanya 45 kasus ODHIV.
Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati Susan mengatakan, sepanjang 2023 pihaknya telah melakukan tes skrining HIV kepada 5.315 orang. “Hasilnya sebanyak 67 orang dinyatakan positif. Satu diantaranya adalah ibu hamil. Sementara sebanyak 158 orang dengan HIV (ODHIV) dalam pengobatan. Secara keseluruhan tahun ini total 324 ODHIV dalam wilayah Kota Batu,” ujar Susan kepada Malang Posco Media, kemarin.
Ia menguraikan, tingginya kasus ODHIV karena berbagai faktor risiko penularan. Diantaranya hubungan seksual tidak aman, berbagi jarum suntik, transfusi darah yang tidak aman, transmisi dari ibu ke anak, tindakan medis yang tidak aman hingga kurangnya pengetahuan tentang HIV.
“Berbagai upaya pencegahan pun terus kemi lakukan secara holistic, dengan melibatkan berbagai pihak agar memutus penularan virus. Kemudian upaya lainnya seperti menyebarluaskan pesan tentang pentingnya meningkatkan kualitas hidup ODHIV,” bebernya.
Terpenting adalah mengurangi stigma dan diskriminasi kepada pengidap guna mewujudkan penanggulangan dengan menempuh jalur cepat 95-95-95 menuju ending AIDS 2023. Begitu juga penguatan kemitraan strategis multi pihak berkontribusi dalam upaya pengendalian HIV AIDS.
Tidak hanya itu, Dinkes Kota Batu telah menyusun lima program penanggulangan dan pengendalian HIV di Kota Batu. Diantaranya upaya promotif untuk memberikan edukasi, mengurangi stigma dan diskriminasi, melalui penyuluhan di sekolah, masyarakat, dan di layanan kesehatan.
Kemudian menyebarluaskan arus informasi HIV secara digital melalui sosmed dan pemberitaan di media massa. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui acara-acara terkait HIV seperti Gebyar Hari AIDS Sedunia. “Sedangkan untuk upaya preventif yang dilakukan melalui pengadaan kondom, reagen pemeriksaan HIV, penstandaran SOP penggunaan peralatan medis invasif yang steril untuk layanan kesehatan. Ketiga, upaya Kuratif dengan memperbanyak layanan pengobatan HIV di Kota Batu,” paparnya.
Untuk layanan pengobatan HIV di Kota Batu tersedia di seluruh Puskemas. Meliputi Puskesmas Batu, Puskesmas Sisir, Puskesmas Bumiaji, Puskesmas Beji dan Puskemas Junrejo. “Semua Puskesmas sudah memiliki layanan pengobatan HIV komprehensif. Begitu juga empat rumah sakit yang ada seperti RSU Karsa Husada Batu, RS Bhayangkara Hasta Brata Batu, RS Baptis Batu, dan RSIA Haji Batu. Sementara RS dr Etty Asharto dan RS Punten Batu masih sebatas pelayanan testing dan konseling,” terangnya.
Langkah pengendalian selanjutnya melalui upaya Rehabilitatif dan Dukungan untuk mengurangi angka dan dampak IO (Infeksi Oportunistik) melalui program Adherence (kepatuhan berobat), pengadaan nutrisi untuk ODHIV, dan program konseling serta pengembangan KDS (kelompok dukungan sebaya) untuk mendukung ODHIV secara bio-psiko-sosio-spiritual.
“Kami juga melakukan upaya jejaring untuk meningkatkan peran serta komunitas dalam program HIV. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait. Menggandeng organisasi remaja seperti GERPHA (Gerakan Remaja Peduli HIV AIDS), Duta Genre (Generasi Berencana), yayasan terkait HIV dan populasinya, LSM, dan komunitas lainnya. Bahu membahu dalam upaya preventif HIV, hingga ke dukungan untuk ODHIV,” pungkasnya. (eri/udi)