MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU-Progress pembangunan Pasar Induk Among Tani telah terealisasi 29 persen. Berjalan enam bulan sejak dimulai pembangunannya pada 9 Februari 2022 lalu, kini terus dilakukan pengawasan. Salah satunya oleh Komisi B DPRD Kota Batu pada Kamis (9/8) kemarin. Dalam peninjauan itu, ditekankan agar pembangunan dan pengelolaan pasar sesuai kebutuhan pedagang.
Peninjauan itu dilakukan demi melakukan pengawasan agar bangunan yang ada saat ini tak menemui banyak kendala. Hal ini berkaca pada yang terjadi di Pasar Sayur. Dalam hal pengelolaan dan fasilitas pendukung Komisi B menilai masih menemui persoalan. Sementara Pasar Induk Among Tani dorasa sudah cukup baik.
“Progresnya sudah 29 persen, kalau kemarin diperkirakan 509 hari kerja selesai. Kami mengharapkan yang terbaik bagi pedagang, jangan seperti yang Pasar Sayur,” ujar Ketua Komisi B DPRD Kota Batu Hari Danah Wahyono saat ditemui dalam inspeksi mendadak (Sidak) di lokasi Pasar Induk Among Tani, Kamis (9/8).
Dirinya menyontohkan, sejumlah fasilitas seperti toilet di Pasar Sayur yang dirasa masih belum maksimal, termasuk musala dan atap pasar. Dikatakan, dalam pertemuan sidak itu juga sekaligus membahas pembangunan pasar diselesaikan sesuai jadwal yang ada yakni sepanjang 509 hari kontrak kerja. Atau sekitar bulan Mei 2023 mendatang.
“Bedak atau stan pedagang kami rasa sudah disesuaikan dengan kebutuhan pedagang. Hal ini sesuai dengan yang terdata pada November 2020,” jelasnya.
Diketahui Pasar Induk Among Tani Batu merupakan proyek senilai Rp 151 miliar yang bersumber dari APBN dikerjakan PT Sasmito asal Surabaya. Pasar Besar Batu dibangun setinggi tiga lantai yang mengarah pada konsep bangunan gedung hijau (BGH).
Bangunan seluas 3,36 hektar ini dibangun di lahan seluas 4,5 hektar. Nantinya akan menampung pedagang sebanyak 3.306 pedagang. Dengan rincian sebanyak 1.097 pedagang berasal dari PKL pagi dan sebanyak 2.209 merupakan pedagang Pasar Besar Batu unit 1 hingga unit 5.
Bangunan tersebut dirancang dengan luas los masing-masing 2×2 meter dan tiap kios seluas 3×3 meter. Saat bangunan telah selesai berjalan, pedagang akan kembali direlokasi ke bangunan yang barus dengan diundi.
Hari Danah menekankan, selain sarana prasarana, kebutuhan fasilitas umum harus dipenuhi. Termasuk fasilitas pelengkap yang mendukung, di antaranya eskalator, dan sarana bagi yang berkebutuhan khusus. Mengenai luasan bedak, ia menyebut tidak ada penyusutan ukuran.
Deputi Project Manajer PT Sasmito Joko Suwarno membenarkan. Jika sebelumnya Wali Kota Batu berharap Desember pasar bisa rampung, atau lebih cepat dari target. Menurutnya hal itu tidak bisa direalisasikan. Sebab dari perhitungan dalam perencanaan menginjak Desember progres pembangunan akan ada di kisaran 85 persen.
Joko juga menunjukkan jika saat ini progres pembangunan sudah dilakukan sebanyak 29,064 persen dari target 27 persen yang artinya pada minggu ke 31 saat ini pembangunan pasar terdapat deviasi atau percepatan sebanyak dua persen.
“Saat ini kita tambah pekerja 30 orang lagi. Untuk pemasangan pipa dan pemasangan rolling door. Kalau berbicara tentang kendala, hingga saat ini alhamdulillah tidak ada. Misal turun hujan ya kita berhenti sejenak. Pokoknya kita mengusahakan agar pembangunan bisa cepat,” ungkapnya.
Sementara, Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Batu, Didik Santoso menyampaikan apresiasi atas masukan dari dewan terkait. Rencananya, kata Didik, akan ada peninjauan setiap dua bilan sekali menihat progres pembangunan. Untuk diketahui, ketika rampung nanti pengelolaanya akan diserahkan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan.
“Sejauh ini tidak ada ke kendala, untuk pengelolaan sran atau kios pedagang akan dibahas bersama DPRD terkait perdanya yang berisi afuran main di pasar. Termasuk mencegah kepemilikan ganda atau berlebih satu pedagang,” bebernya.(tyo/eri)