MALANG POSCO MEDIA – Polres Malang mengamankan 13 orang yang diduga melakukan perusakan pos polisi dan Mapolsek Pakisaji. Mereka yang masih berusia 15-22 tahun itu menangis saat dipertemukan dengan orang tua masing-masing di Mapolres Malang, Senin (1/9) kemarin siang.
Orang tua mereka pun turut meneteskan air mata di hadapan pihak kepolisian. Pada hari yang sama pula, Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno, mengajak para orang tua terduga pelaku melihat Pos Polisi Kebonagung dan Mapolsek Pakisaji yang kondisi rusak.
Turut serta hadir dihadapan para orang tua yaitu Bupati Malang HM Sanusi, Wabup Malang Hj Lathifah Shohib, Ketua DPRD Kabupaten Malang Darmadi, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Malang lainnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, segerombolan orang melakukan perusakan dengan melempari pos satuan lalu lintas di sejumlah titik di Kabupaten Malang. Kantor pelayanan Mapolsek Pakisaji turut menjadi sasaran.
Peristiwa tersebut terjadi dalam satu rangkaian pada Minggu (31/8) dini hari sampai pagi.
“Saya Kapolres Malang, sangat menyayangkan kejadian perusakan terhadap Polsek Pakisaji dan pos untuk pelayanan masyarakat. Ada 13 pelaku yang sudah kami amankan,” kata Danang, ditemui, Senin (1/9) kemarin.
Polisi masih melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap para terduga pelaku. Di sisi lain Korps Bhayangkara melakukan pengembangan terhadap terduga pelaku lainnya.
Danang membeberkan, para terduga pelaku ada yang mengajak keliling dan sasarannya pos satuan lalu lintas dan polsek. Saat disinggung apakah ada indikasi gengster? Danang mengatakan, semua mungkin terjadi.
“Tapi yang paling utama, saya berharap, ini adalah warga Kabupaten Malang dan sekitarnya. Ayo kita jaga kondusivitas, keamanan, dan ketertiban bersama,” imbau mantan Kapolres Blitar Kota, ini.
Mereka yang diamankan rata-rata masih duduk bangku sekolah. Selain itu ada pula pekerja swasta. Terduga pelaku dari wilayah Kabupaten Malang dan Pasuruan.
Ditangkap di lokasi yakni SDA, 22, warga Kecamatan Tajinan, MRAT, 19, pelajar asal Bululawang, FPA, 15, warga Kecamatan Wagir. Selanjutnya polisi bergerak cepat mengembangkan dan berhasil mengamankan 10 pemuda lain dari sejumlah wilayah berbeda.
Terkait pos satuan lalu lintas yang rusak, ada tiga titik yang rusak yakni Pos Polisi Kebonagung Kecamatan Pakisaji, Pos Pantau Simpang Empat Kepanjen dan Pos Laka Kepanjen.
“Yang paling parah di Pos Pol Kebonagung. (Yang hilang) satu TV tertinggal di Pos Pol Kebongung yang sampai sekarang memang tidak ditemukan keberadaannya,” kata Kasatlantas Polres Malang AKP Muhammad Alif Chelvin.
Ia menyebut kerugian dari kerusakan empat titik, termasuk Mapolsek Pakisaji ditaksir sekitar Rp 50 juta. Sementara itu, tidak ada personel Satlantas Polres Malang yang menjadi korban.
“Karena ada kejadian sebelumnya di lokasi yang berbeda, sehingga kami minta untuk personel segera mengamankan diri terlebih dahulu. Pada saat kejadian di wilayah Kabupaten Malang, Alhamdulillah tidak ada anggota yang terluka,” tambah Chelvin.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang AKP Muchammad Nur menjelaskan, 13 orang terduga pelaku perusakan sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut, termasuk mendalami peran mereka masing-masing dan kemungkinan perusakan di titik lain.
“Awalnya ikut-ikutan karena ada konvoy dari Kota Malang. Beberapa diajakin oleh orang yang tidak dikenal, akhirnya mengikuti. Terus tidak tahu berhenti di pos lantas Kebonagung, dan melakukan perusakan,” bebernya.
Kemudian mereka bergerombolan berlanjut ke titik perusakan lainnya. Hasil penyidikan polisi terhadap para terduga pelaku, sementara ini, tidak ada keterkaitan antar demonstrasi yang saat ini menjadi perhatian.
Nur menambahkan,untuk masyarakat Malang, hendaknya jangan terprovokasi oleh siapapun. Dan jangan mudah terpancing. “Kami melakukan pertemuan keluarga, biar orang tuanya memahami dan memberitahukan keluarganya agar tidak melakukan tindak pidana perusakan fasilitas umum dan negara,” tambah Nur. (den/van)