Thursday, February 20, 2025

Diresmikan Tahun 2022, Mesin Pirolisis Hanya Digunakan Seremonial

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Wakil Ketua I DPRD Kota Batu, Nurochman menilai tugas yang dijalankan DLH Kota Batu dalam mengelola sampah tanpa perencanaan. Hal itu diungkap Nurochman karena diketahui mesin pirolisis tersebut ternyata tidak bisa dijalankan setiap hari. Sehingga berdampak pada pengelolaan sampah di TPA Tlekung tidak maksimal.

“Terkait tidak beroperasinya mesin pirolisis yang didatangkan oleh DLH Kota Batu ini sangat lucu sekali. Kenapa saya bilang lucu, ya karena setelah diresmikan tahun 2022 ternyata tidak bisa dioperasikan setiap hari, tapi hanya seremonial saja. Nah ini artinya tidak serius, tidak ada niat baik, tidak ada perencanaan matang dari DLH Kota Batu dalam mendatangkan mesin pengelola sampah,” ungkap Cak Nur, sapaan akrabnya kepada Malang Posco Media, Selasa (8/8) kemarin.

-Advertisement- Pengumuman

Seharusnya, lanjut Cak Nur, sebelum memesan mesin pirolisis DLH sudah melakukan kajian dan perencanaan dahulu. Mulai dari seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan dan seberapa besar mesin pirolisis yang akan dibeli.

“Jangan asal beli. Tapi dilihat kebutuhan untuk mesin itu mulai dari berapa kebutuhan listriknya, berapa besar mesinnya dan apakah mesin bisa dibawa ke TPA Tlekung yang akses jalannya berada di perbukitan,” bebernya.

Diketahui DLH mendatangkan mesin pirolisis sebanyak 2 buah pada tahun lalu. Mesin pertama berkapasitas kecil telah dilakukan uji coba pada 1 Juli 2022. Mesin pengolah sampah jenis pirolisis ini mampu mengurangi sampah hingga 50 ton hingga 80 ton per hari.

Sedangkan mesin kedua memiliki kapasitas 200 ton per hari. Mesin tersebut belum datang ke TPA Tlekung dan disampaikan sebelumnya akan siap beroperasi pada Maret 2023 lalu. Namun nyatanya hingga saat ini belum juga ada. Mesin pirolisis tersebut didatangkan oleh DLH melalui kerja sama dengan Arta Asia Putra.

“Untuk itu DPRD meminta transparansi terkait progres operasional mesin tersebut dan kami mempertanyakan kapan mesin kedua tersebut datang. Secara umum kami memberikan saran agar DLH lebih totalitas kelola sampah, anggarkan kebutuhannya, cukupi infrastrukturnya, sungguh-sungguh dan ada komitmen. Serta berikan kompensasi kebijakan kepada masyarakat yang menjadi kesepakatan, terakhir semua itu harus direalisasikan,” tegasnya.

Isu dan permasalahan sampah ini muncul setelah warga Tlekung memprotes dan menutup akses jalan ke TPA Tlekung karena warga menilai DLH tidak bisa mengelola sampah dengan baik pada 28 Juli lalu. Sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan hingga bau sampah ke rumah-rumah warga yang berbahaya bagi kesehatan.

Saat itu Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan yang menemui warga meminta maaf atas persoalan yang terjadi. Terutama persoalan bau sampah dan usulan warga yang belum terealisasi.

Mengenai pengelolaan sampah di TPA Tlekung, saat itu pihaknya menyampaikan ada permasalahan yang dialami DLH, yakni terkendala dua alat berat yang rusak dari empat alat berat yang dimiliki. “Sarprasnya juga terbatas. Staf kami ada 50 orang di TPA Tlekung dengan 48 orang merupakan warga Tlekung. Jumlah tersebut tidak memungkinkan untuk mengelola sampah selama 24 jam,” papar Aries.

Begitu juga dengan mesin pengolah sampah pirolisis, terkendala di tahun ini. Satu mesin tersebut tidak beroperasi tahun ini karena daya listrik tidak mencukupi. Tahun lalu, mesin dikelola oleh UPT, tahun ini oleh DLH. “Sehingga di perubahan tahun ini kami tambah anggaran untuk usulkan tambah daya. Harapnya bisa mengoperasionalkan satu mesin lagi yang memiliki kapasitas pembakaran besar nantinya,” jelasnya.

Informasi terbaru pada Selasa (8/8) kemarin, mesin yang digadang-gadang mampu mengelola sampah hingga 50 ton hingga 80 ton per hari akhirnya bisa beroperasi setiap hari. Namun ketika dikonfirmasi apakah mesin kedua berkapasitas 200 ton sudah datang atau kapan beroperasi, Aries tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Diketahui volume sampah yang masuk ke TPA Tlekung setiap hari rata-rata mencapai 120 ton dari 24 desa/kelurahan di Kota Batu. Jumlah tersebut akan meningkat ketika masuk akhir pekan dan libur panjang. (eri/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img