Dunia literasi melekat dengan Adi Yusuf Salsabilah. Ia turut membentuk sejumlah komunitas literasi. Jumlah buku yang diterbitkan pemuda Junrejo Kota Batu ini juga sudah terbilang banyak.
=====
Mahasiswa Pascasarjana UIN Maliki Malang ini memilih jalan membumikan literasi. Gerakannya melalui komunitas. “Sejauh ini, ada enam komunitas yang sudah dibentuk. Semuanya bergerak di bidang literasi, yang ditujukan untuk masyarakat, sekolah hingga mahasiswa,” kata Adi. “Itu berawal dari hobi membaca, saya coba menggandeng beberapa teman-teman untuk bersama membangun literasi,” sambungnya.
Komunitas Inspirasi Untuk Negeri (IUN) merupakan komunitas yang pertama dibentuknya. Yakni sekitar tahun 2015. Ia bersama tiga temannya membentuk IUN.
Salah satu kegiatannya melaksanakan Kelas Inspirasi ke beberapa sekolah setiap akhir bulan. Di dalamnya terdapat program yang mengedukasi tentang literasi membaca, menulis dan menghitung, khususnya untuk anak-anak SD.
“Literasi itu perlu dibangun sejak dini. Kita didik anak-anak, beri pengetahuan dan dibiasakan berliterasi, salah satunya melalui bangku pendidikan dasar. Saya berusaha agar literasi terus berkembang di masyarakat” katanya.
Hampir setiap tahunnya membangun komunitas baru untuk melebarkan sayap. Di antaranya Komunitas Pecinta Alquran (KOMIQ) tahun 2016. Komunitas ini didirikannya untuk meliterasikan Alquran yang ditujukan untuk anak-anak sekolah. Kemudian di tahun 2017, ia membangun Komunitas Cangkir Saya yang diisi oleh para mahasiswa. Salah satu program yang dijalankan yakni satu anggota satu karya.
“Kami tersebar di beberapa wilayah, ada yang di Batu, Kota Malang juga di Kabupaten Malang. Hampir di seluruh komunitas yang saya bangun, kami programkan satu karya bagi satu anggota. Saat ini sudah terkumpul sekitar 70-an judul buku yang sudah diterbitkan,” ujar mahasiswa yang hobi membaca tersebut.
Kemudian di tahun 2020, ia mendirikan Teman Aksara yang beranggotakan dosen, mahasiswa dan guru. Disisi lain, Ketua IPNU-IPPNU Kota Batu ini juga membentuk Satgas Literasi di tahun 2020 yang anggotanya para pemuda desa. Dari sanalah, ia membawa IPNU-IPPNU Kota Batu mendapat penghargaan Pimpinan Cabang Inovatif tahun 2021 dari PW IPNU-IPPNU Jawa Timur.
“Ada 24 desa di Kota Batu yang sudah memiliki perpustakaan desa. Di setiap desa itu ada pemuda-pemuda yang menjadi penggerak membangun dan mengembangkan perpustakaan di masing-masing desa. Kami bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan Kota Batu,” tuturnya.
Baru-baru ini, ia membangun komunitas Taman Baca Masyarakat Rasela yang didirikan di Desa Krebet Bululawang Kabupaten Malang. Alumni MAN Kota Batu ini menggandeng para pemuda dan masyarakat desa melek literasi. Salah satunya membentuk Taman Baca Masyarakat Rasela.
“Selain Taman Baca Rasela di Bululawang, kami juga berdayakan para pemuda desa di sana untuk melek digital. Salah satunya membentuk kru dari Krebet TV. Mereka mempublikasikan berbagai kegiatan yang diselenggarakan di desa,” papar mahasiswa jurusan Studi Ilmu Agama Islam tersebut.
Sebagi seseorang yang aktif di dunia literasi, ia telah menerbitkan 25 judul buku. Di antara karyanya yang terkenal adalah buku yang berjudul Sendurian yang berisi tentang kisah patah hati. Dengan gaya bahasa kekinian, Adi mencoba menarik perhatian kaum milenial agar dapat menikmati karyanya.
Kemudian buku Teruntuk Kamu Para Pecandu. Buku tersebut ditulis berdasarkan kisah dari seorang pecandu narkoba. Berisi pesan-pesan kehidupan yang tentunya sangat bermakna.
“Saya setiap tahunnya memang punya target sendiri, setidaknya bisa menerbitkan dua buku karya solo, atau lima buku karya antologi. Saya sediakan waktu setiap harinya sekitar 30 menit sampai satu jam untuk menulis,” katanya
Ke depannya, Adi tetap menargetkan untuk mendirikan beberapa komunitas lainnya. Tidak hanya di Malang Raya, namun juga di luar Malang. Di antaranya Pasuruan dan Sidoarjo. (adam malik/van)
-Advertisement-.