Nyono: Pasokan Sembako di Masalembo Bisa Terjaga Suplai dan Kontinyuitasnya
Malang Posco Media – Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim mendukung penuh keinginan Pemkab Sumenep memiliki jalur penerbangan perintis Surabaya-Masalembu. Sebab, penerbangan Surabaya-Masalembo dipastikan bisa mendongkrak perekonomian warga Kepulauan Masalembu secara menyeluruh.
Hal di atas diungkapkan Kadishub Jatim Nyono kepada Malang Posco Media (MPM) ketika mengikuti Rapat Evaluasi Angkutan Udara Perintis Penumpang Korwil Sumenep yang diselenggarakan Unit Penyelenggara Bandara Ucara (UPBU) Trunojoyo Sumenep, di Grand Mercure Malang Mirama, Kamis siang.
‘’Saat ini, kita (Pemprov Jatim) sudah membantu penyusunan dokumen perencanaan masterplan secara menyeluruh,’’ ungkap Nyono didampingi Kabid Perkeretapian dan Jaringan Transportasi Dishub Jatim Joko Pitoyo.
Dikatakan Nyono, keinginan Pemkab Sumenep ini bisa segera terealisasi jika mereka melakukan langkah-langkah strategis secara sistematis. Artinya, seluruh progam kerja terkait wujudnya penerbangan Surabaya-Masalembu harus ditangani serius dan komprehensif.
Saat ini, lanjut Nyono, lahan untuk pembangunan landasan penerbangan sebenarnya sudah ada. Jika tidak salah, Pemkab Sumenep telah melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Elnusa selaku pemilik lahan yang akan dijadikan landasan.
‘’Lahan sudah ada. Tidak perlu ada pembebasan. Lahan itu dulu bekas base camp PT Elnusa ketika masih melakukan pengeboran di Kawasan Sumenep,’’ urai Nyono yang dibenarkan Joko Pitoyo.
Menurut Nyono, penerbangan Sumenep-Masalembu sangatlah strategis bagi masyarakat kepulauan Masalembu dan sekitarnya. Sebab, ketika gelombang laut tinggi maka masyarakat kepulauan Masalembu tidak bisa bermobilitas sama sekali.
Padahal, seluruh kebutuhan bahan pokok untuk masyarakat Masalembu semuanya dipasok dari pulau Jawa. Jika gelombang laut cukup tinggi maka kapal-kapal dari dan ke Masallembu dilarang berlaya.
‘’Terkadang kondisi ini bisa berlangsung sampai tiga minggu. Bayangkan, selama tiga minggu tidak ada pelayaran maka lalu lintas barang dan jasa serta manusia terhenti. Semua ini akan terjawab jika sudah ada penerbangan Surabaya-Masalembu,’’ kata Nyono.
Ditambahkan Ntyono, angkutan udara perintis yang mengunakan bandara Masalembu atau L Strip Masalembu akan sangat membantu sebagai alternatif pengganti transportasi laut. Dengan transportasi udara maka sembilan bahan pokok bisa diangkut dengan pesawat udara.
‘’Ending dari penerbangan Surabaya-Masalembu secara ekonomis tentu bisa menekan angka inflasi bisa diperkecil. Dan kenaikan harga-harga dari sembilan bahan pokok bisa dijaga stabilitas dan distribusinya,’’ pungkas Nyono.
Selain membahas jalur penerbangan rintisan Surabaya-Masalembu, dalam rapat evaluasi juga disoroti beberapa penerbangan rintisan yang dinilai belum sesuai perencanaan sebelumnya. Sebagai contoh, jalur penerbangan Jember-Sumenep yang tingkat load factor-nya sangat kecil sekali. Meskipun sudah diberi keleluasaan terbang dua kali dalam seminggu. (has)