.
Saturday, December 14, 2024

Diskusi Publik MPM (1); Overload TPA Tlekung, Kelalaian Berkepanjangan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Kota Batu Darurat Sampah! Itulah kata yang tepat untuk representasi pada kota yang dikenal masyarakat luas sebagai kota wisata tersebut. Kota dengan penduduk sekitar 220 ribu jiwa harus segera bergerak bersama dalam mengelola sampah.

Jika tidak bom waktu akan meledak. Bahkan hal terburuk sudah ada di depan mata. Warga Tlekung bakal bergerak kembali untuk menutup TPA Tlekung. Hal itu bisa kapan saja terjadi dan dilakukan. Dampaknya warga, pelaku usaha dan instansi pemerintah atau swasta di Kota Batu harus mengelola sampahnya sendiri.

Itulah gambaran yang disampaikan oleh perwakilan warga Tlekung, Syamsul dalam diskusi yang digelar oleh Malang Posco Media (MPM) dalam program diskusi rutin di Rumah Kita pada, Kamis (24/8) kemarin. Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Kepala DLH Aries Setiawan, Wakil Ketua I DPRD Nurochman, Komunitas Sabers Pungli dan Tandur Banyu.

“Kami tidak mencari kambing hitam dalam permasalahan pengelolaan sampah di TPA Tlekung. Semua orang sudah tahu permasalahan tentang TPA Tlekung. Yang ingin saya garisbawahi bahwa TPA Tlekung sudah overload tahun 2015. Artinya semua orang sudah tahu risikonya,” ujar Samsul membuka diskusi.

Sehingga dengan permasalahan pengelolaan (pemindahan ke, red) sampah TPA Tlekung, warga menilai pemerintah dalam hal ini DLH sejak tahun 2015 tidak berhasil mengelola sampah dengan baik. Dengan begitu warga meminta agar apapun keputusan yang akan dilakukan warga ke depan, semua pihak harus legowo.

“Jadi apapun keputusannya kita semua harus legowo. Kami tidak ingin saling menyalahkan, tapi mencari solusi bersama. Melihat permasalahan ini warga hanya bisa memberikan solusi agar dibuatkan TPA baru di Sabrang Bendo, Desa Giripurno, (Kecaman Bumiaji, red). Solusi kedua semua desa/ kelurahan mengaktifkan TPS3R,” bebernya.

Namun, lanjut dia, warga juga mempertanyakan apakah TPS3R di seluruh desa/ kelurahan sudah aktif dan beroperasi. Bahkan warga Tlekung juga telah meneliti ke 15 TPS3R yang ada di desa/ kelurahan yang aktif hanya sekitar 4 TPS3R.

“Tapi nyatanya hanya beberapa saja yang beroperasi. Sedangkan yang lainnya damang-damang saja karena melihat atau menilai TPA Tlekung masih dibuka,” terangnya.

Ditambahkan oleh Edi Suhariono, warga Tlekung bahwa dengan adanya pertemuan (diskusi, red) ini sangatlah menggembirakan. Pasalnya warga bisa mempertanyakan langsung progres pengelolaan sampah yang dilakukan oleh DLH Kota Batu di TPA Tlekung.

“Terkait bau sampah di TPA Tlekung sampai saat ini masih tetap bau. Begitu juga untuk penanganan sampah masih tetap sama, ada yang diterpal atau tidak. Volume juga masih tetap 120 ton lebih per hari,” terangnya.

Untuk itu warga menilai bahwa penanganan sampah harus dilakukan dari bawah dulu. Ini perlu kesigapan pemerintah yang harus cepat tanggap. Karena warga menilai bahwa permasalahan sampah ini harus diselesaikan bersama. Terlebih masalah sampah bukan tanggung jawab Tlekung, seluruh tapi warga Kota Batu.

Masalah sampah tersebut juga disikapi oleh Wakil Ketua 1 DPRD Kota Batu, Nurochman yang ikut hadir dalam diskusi. Cak Nur sapaan akrabnya mengakui bahwa masalah sampah adalah kelalaian yang berkepanjangan.

“Pertama kita harus akui bahwa masalah sampah adalah kelalaian yang berkepanjangan. Sehingga mengakibatkan persoalan yang menumpuk. Kenapa berkepanjangan? Ini karena sejak tahun 2015 TPA Tlekung sudah overload. Sehingga muncul konsekuensi dan tuntutan dari masyarakat,” paparnya.

Kedua, menurutnya, manejemen pengelolaan sampah kurang maksimal dan komprehensif. Di sini diungkapnya bahwa Kepala DLH, Aries Setiawan adalah ujungnya saja karena sebelumnya ada Kepala DLH lain yang program pengelolaan sampah juga belum terwujud.

“Di sini kita tidak mencari siapa yang salah. Kita uraikan untuk mencari solusi. Selajutnya dari persoalan yang muncul kita tangani bersama. Apalagi Pak Aries sudah mengungkapkan bahwa belum maksimal dalam pengelolaan sampah. Meskipun Pemkot sudah bertindak cepat merespon persoalan di TPA Tlekung,” katanya.

Tapi tentunya apa yang telah dilakukan oleh DLH akan dibuktikan oleh masyarakat. Apakah hanya narasi-narasi saja atau benar-benar ditangani permasalahan tersebut.(eri/lim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img