spot_img
Thursday, May 2, 2024
spot_img

Dispangtan Sukses Kembangkan Padi Hidroganik

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang mengembangkan sistem pertanian padi secara Hidroganik sebagai salah satu cara mengatasi terbatasnya lahan sawah di perkotaan. Dengan sistem ini, manfaat yang didapatkan bisa lebih maksimal dibandingkan sistem konvensional di lahan persawahan.

Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi menjelaskan, sistem pertanian Hidroganik ini menggunakan media tanam dari air (hidroponik) yang dipadukan dengan pupuk organik. Pengembangan pertanian Hidroganik ini pun dinilai cukup sukses berkaca panen pertama yang dihasilkan beberapa waktu kemarin.

“Beberapa waktu kemarin sudah panen. Hasilnya memang ada yang gagal, tapi juga banyak yang berhasil. Ini salah satu inovasi untuk lahan pertanian yang terbatas di perkotaan,” ungkap Slamet kepada Malang Posco Media, Kamis (18/4) kemarin.

Slamet menjelaskan, pertanian padi secara Hidroganik ini ditanam dengan air yang mengalir yang di bawahnya terdapat kolam ikan lele. Sistem Hidroganik ini dirasa sangat bermanfaat, karena selain dapat memanen padi, juga bisa memanen ikan lele yang ada di bawahnya tersebut. Tidak hanya itu, di tanaman padi juga terdapat cacing.

“Nah cacing itu bisa menjadi pakan Ikan Lele. Kemudian, kotoran yang dikeluarkan Ikan Lele itu akan mengalir secara hidroponik ke tanaman padi. Jadi siklusnya berputar,” tambahnya.

Pengembangan pertanian Hidroganik ini dilakukan oleh Dispangtan melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kedungkandang. Pertanian padi Hidroganik seluas 2×4 meter ini dibuat sebanyak 128 lubang tanam padi. Dimana satu lubang bisa menghasilkan padi sebanyak satu ons sampai dua dua ons gabah. Per instalasi, bisa memanen sekitar 12 kilogram gabah. Sedangkan untuk ikan lele ditaburkan 6.000 bibit ikan, dan sekali panen bisa mencapai tiga kuintal ikan lele.

Pupuk yang digunakan untuk tanaman padi, 100 persen menggunakan pupuk organik cair. Sementara untuk pestisidanya, menggunakan 100 persen pestisida hayati, yakni Trico Germa, Coryn. Padi Hidroganik itu kini terus dikembangkan dan dilakukan penelitian di Tlogowaru.

“Padi yang dihasilkan dari padi Hidroganik ini sebenarnya kualitasnya sama dengan lainnya. Hanya saja, padi ini lebih sehat karena semuanya menggunakan organik dan keunggulannya bisa sekaligus dengan budidaya ikan,” pungkas Slamet. (ian/aim)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img