.
Saturday, December 14, 2024

Disparta Gelar Pagelaran Wayang Kulit, Pacu Perekonomian Pasar Induk Among Tani

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Beragam event mulai dipacu oleh Pemkot Batu untuk menggairahkan perekonomian Pasar Induk Among Tani Batu. Terlebih Pasar Induk saat ini menjadi telah sebuah landmark ikon wisata Kota Batu.

Agar ikon baru tersebut semakin dikenal oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu. Pemkot Batu memusatkan beragam event kegiatan di pasar yang terletak di Jalan Dewi Sartika tepat di Hari Jadi ke-22 Kota Batu.

Salah satu agenda kegiatan yang digelar di Pasar Induk Among Tani pagelaran wayang kulit dan semarak kembang api yang diselenggarakan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu pada Selasa malam (17/10). Pagelaran wayang kulit dibawakan dalang Ki Tantut Sutanto dengan lakon ‘Seno Tani’.

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan bahwa pagelaran wayang kulit yang digelar merupakan raya syukur atas berdirinya Pasar Induk Among Tani Kota Batu. Semoga pasar yang merupakan proyek strategis nasional tidak hanya menjadi ikon Kota Batu, tetapi juga menjadi pusat perekonomian warga Kota Batu.

“Malam bagian dari ucapan syukur kita atas berdirinya Pasar Induk Among Tani Kota Batu. Terlebih dengan kehadiran Ibu Dewanti Rumpoko dan Bapak Punjul Santoso disini sangat luar biasa,” ujar Aries.

Menurut Aries, mereka tidak hanya memimpin Kota Batu dengan luar biasa. Namun mereka juga berhasil mengawal pembangunan pasar yang sangat megah dan indah ini. Sehingga tidak berlebihan jika pasar ini adalah karya terbaik dari Dewanti dan Punjul.

Sementara dijelaskan Ki Tantut Sutanto bahwa, lakon ‘Seno Tani’ menceritakan keadaan negara Amarta yang dilanda kemarau panjang karena keserakahan manusia yang mengakibatkan kekeringan. Sehingga dengan keadaan tersebut membuat hati hati Bratasena nestapa.

Dengan keadaan kekeringan itu, membuat Bratasena berangkat ke hilir samudra Selatan untuk mencari sumber air agar bisa mengairi persawahan di Amarta. Di tengah perjalanannya, Bratasena bertemu dengan leluhurnya, Yuyu Tunggul Wulung.

“Dalam pertemuan itu, leluhurnya memerintahkan agar Bratasena ke hutan Wisaya menemui Baginda Khidir dan Baginda Ilyas yang dipercaya sebagai penguasa air dan tanah,” ceritanya.

Ketika Bratasena mendapatkan air, atas perintah Sri Kresna mengutus Arjuna pergi ke Negara Purwa Carita untuk menagih janji Sri Mahapunggung akan memberikan Dewi Sri dan Sadana kepada kesatriya Arjuna.

Ditambahkan Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq atas perjuangan itulah Bratasena mendapatkan sumber air dalam lakon ‘Seno Tani’ yang bisa dijadikan inspirasi. Dari cerita tersebut, jika dilihat dengan konteks saat ini diharapkan bisa memotivasi seluruh masyarakat saling berkolaborasi membangun kebaikan di Kota Batu agar makmur dan sejahtera.

“Pemilihan event dengan menggelar kesenian wayang kulit ini kami ingin menanamkan kecintaan budaya lokal. Apalagi seni tradisi merupakan salah satu komitmen pemerintah daerah. Serta pertunjukkan pewayangan memiliki beragam kisah dan cerita yang syarat akan pesan moral kehidupan manusia,” ungkapnya.

Bahkan, lanjut dia, keteladanan dari dunia pewayangan sangat penting untuk membangun karakter dan pilar peradaban bangsa serta perekat kebhinekaan. Disini kesenian wayang tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, namun juga media menyalurkan pemikiran dan keteladanan.

“Seni tradisi wayang kulit ini juga sebagai komitmen Disparta Kota Batu untuk menghadirkan destinasi budaya. Apalagi, lanjut Arief, di Kota Batu terdapat Gunung Arjuno yang secara topomini sangat identik dengan lakon pewayangan,” terangnya.

Selain pagelaran wayang ini Disparta juga memfasilitasi bazar kuliner untuk pelaku UMKM lokal. Di mana bazar kuliner menyediakan 2.000 porsi makanan dan gratis bagi penonton. (eri/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img