spot_img
Friday, October 18, 2024
spot_img

Distribusikan 8 Ribu Migor Curah di Sanan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Kelangkaan minyak goreng curah tidak dipungkiri memberi dampak kepada para industri kecil yang ada di Kota Malang. Salah satunya, sentra tempe Sanan. Di dalam sentra itu, setidaknya ada 600 pelaku usaha pengrajin tempe.

Kementerian Perdagangan menunjuk BUMN PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero menggelar distribusi minyak goreng curah di sentra tempe Sanan, Jumat (25/2). Total disiapkan sebanyak 8 ribu liter minyak goreng curah.

- Advertisement -

Harga yang diberikan, Rp 11 ribu liter untuk pelaku industri tempe. “Kami minta kepada Kemendag itu dalam arti ditempatkan di Sanan untuk membantu industri kecil, memenuhi kebutuhan minyak goreng,” terang M. Sailendra, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang.

“Permohonan kita dipenuhi. Kemendag menunjuk PT. PPI mendistribusikan minyak goreng curah ini di Malang,” kata dia. Permasalahan minyak goreng itu sangat berdampak terhadap produksi tempe di Sanan. Sebelumnya, pengrajin tempe harus menerima kenyataan harga kedelai yang tinggi.

“Kalau untuk produksi, penurunan bisa jadi menurun. Menjadi 60 persen dari kapasitas normalnya,” papar Sailendra. Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji bersama Ketua TP PKK Widayati Sutiaji dan perangkat daerah juga turut memantau distribusi minyak goreng curah di sentra tempe Sanan.

Distribusi ini dinilai penting mengingat Kota Malang juga mengandalkan sektor industri. “Sanan ini sangat terdampak karena kebutuhan setiap harinya tidak kurang dari 8 ribu liter per hari, itu fluktuasi naik turunnya,” ucap dia.

“Saya mohon pemerintah pusat juga mendengarkan keluh kesah dari teman-teman IKM,” ujar Sutiaji. Meski demikian, ia bersyukur mendapatkan pasokan minyak goreng curah total sebanyak 24 ribu liter. Untuk di sentra tempe Sanan ini tidak dibatasi kuota maksimal pembelian karena untuk kepentingan industri.

“Sesungguhnya kebutuhan tempe itu kan tidak di Malang saja, tapi sudah ekspor. Kalau menajajah Indonesia itu sudah biasa. Sementara tidak dibatasi karena ini kebutuhannya industri. Tidak ada kuota maksimal, karena ini saja kurang,” kata Sutiaji. (ian/mar)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img