spot_img
Tuesday, May 7, 2024
spot_img

Hasil Uji Lab Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan

Ditemukan Senyawa Mematikan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- MALANG- Pakar Kimia Universitas Negeri Malang (UM) apt Galih Satrio Putra S Farm M Farm menyatakan hasil uji laboratorium salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur yang menyebut penyebab kematian 135 orang Tragedi Kanjuruhan akibat gas air mata kemungkinan besar valid.

Kepada Malang Posco Media, Kamis (10/11) kamarin, Ia menjelaskan kandungan senyawa dalam gas air mata yakni CS atau 2-Clorobnzalden Malononitril memiliki sifat yang bisa terdekompos atau terurai menjadi senyawa berbahaya. Pemicunya bisa dikarenakan masa/waktu senyawa aktif. Atau masa kadaluarsanya.

Ketika masa penggunaan aktifnya sudah habis, CS bisa terurai menjadi senyawa-senyawa turunan lainnya. Senyawa turunan memiliki tingkat toksisitas yang berbahaya bagi mahluk hidup atau beracun. Khususnya manusia jika digunakan sebagai gas air mata.

Jika terurai menjadi senyawa yang beracun, senyawa yang muncul bisa berupa senyawa-senyawa yang disebutkan dalam uji laboratorium, seperti yang telah diberitakan. Yakni 2-chlorobenzaldehyde, 0-chloropropylbenzene, benzene dan benzyl dichloride atau p-Chlorobenzyl chloride.

“Terlebih jika terbentuk senyawa benzene dan benzyl dichloride. Kami saja di farmasi kalau menggunakan itu ada perlakuan khusus. Karena dia cepat sekali menguap dan sangat merusak pernafasan jika terhirup,” tegas Galih.

Jika merujuk informasi kepolisian bahwa gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun dinyatakan kedaluarsa, Ia pun sangat meragukan keterangan yang menyebut gas air mata yang kedalurasa tersebut tidak berefek mematikan akan tetapi hanya menurunkan efektivitas gas air mata. Dalam ilmu farmasi, ungkap Galih, senyawa seperti CS sangat besar kemungkinannya terurai ketika kedaluarsa.

“Kalau dibilang efektivitas menurun saya pikir tidak. Malah ketika CS ini kedaluarsa dia bisa terurai, terdekomposi menjadi senyawa-senyawa lain turunan yang malah lebih membahayakan. Jika memang dalam uji lab seperti yang diberitakan itu menemukan senyawa turunan dari CS maka sangat mungkin itu mematikan,” tegas Galih.

Belum lagi, jika terekspos langsung pada manusia. Dan terkonsentrasi pada satu titik dengan jumlah manusia yang banyak. Efek-efek lainnya yang membuat tingkat kematian bisa lebih besar. Apalagi penembakan gas itu malam hari. Disebutkan penguraian zat gas air mata pada malam hari lebih lambat dibandingkan dengan siang hari karena pengaruh suhu udara.

Lebih lanjut, Galih menjelaskan perlu pula didalami lagi apakah 4 senyawa turunan CS seperti yang diberitakan dari hasil uji laborratorium tersebut memiliki efek anestesi. Atau membuat orang pingsan dan tak sadarkan diri. “Yang belum diketahui apakah senyawa-senyawa tadi bisa membuat orang pingsan atau ada efek anestesinya. Jika benar itu bisa lebih membahayakan,” jelas Galih.

Masing-masing senyawa yang ditemukan sebagai turunan CS tadi, juga harus dijabarkan lagi dosisnya. Karena menurut penelitian yang sudah-sudah, senyawa senyawa seperti benzyl dichloride, memiliki lethal dose (dosis menyebabkan kematian) di angka 4. Artinya, jika pada gas air mata yang ditembakan ke arah tribun memiliki kandungan senyawa benzyl dichloride dengan level 4 maka senyawa tersebut benar bisa menyebabkan kematian.

“Biasanya senyawa seperti benzyl dichloride kami ujicobakan di lab untuk bisa membuat senyawa baru. Pernah saya hendak bawa senyawa itu ke lab, saya simpan di lemari. Ketika menguap lemari saya jadi karatan semua. Seperti itu efeknya, korosif sekali,” pungkas Galih.

Sebelumnya, hasil pengujian laboratorium atas sampel gas air mata yang ditembakkan polisi di Stadion Kanjuruhan tersebut dikutip dari Kompas.id, mengungkapkan bahwa selain senyawa CS gas yang menjadi komponen utama gas air mata, setidaknya ada empat senyawa lain yang ditemukan. Hasil uji lab salah satu perguruan tinggi negeri di Jatim menemukan, komponen utama gas air mata adalah O-chlorobenzylidene malononitrile sebanyak 49,6 persen. Senyawa ini dikenal dengan sebutan CS gas.

Namun, ada empat komponen ikutan hasil penguraian CS gas yang ditemukan, yakni 2-chlorobenzaldehyde (36,5 persen), 0-chloropropylbenzene (11,6 persen), benzene (1,2 persen), dan benzyl dichloride atau p-Chlorobenzyl chloride (1,1 persen). Menurut peneliti laboratorium, empat komponen ikutan dari sampel gas air mata ini memiliki sifat beracun, mudah terbakar, menimbulkan kerusakan organ tubuh, dan pada kondisi tertentu bisa memicu kematian. (ica/bua)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img