MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sebuah struktur diduga situs candi ditemukan di areal persawahan Dusun Bendungan Desa Landungsari Kecamatan Dau. Penemuan ini menyita pemerhati atau arkeolog.
Kini para pemerhati seperti anggota Pelestari Purbakala dan Budaya Indonesia (PBBI) berjaga di area penemuan struktur yang disebut Situs Candi Wurandungan. Mereka berjaga sembari menunggu tindaklanjut dari Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCI).
Berdasarkan pantauan Malang Posco Media di area lahan sekitar 500 meter persegi itu, tampak penemuan struktur berbentuk batu bata purba. Di sisi lain warga telah menemukan dan mengumpulkan berupa Batu Padas dan Batu Andesit di sekitarnya.
Anggota PBBI yang berjaga di lokasi Aulia Akbar menjelaskan, penemuan struktur Situs Candi Wurandungan berupa batu bata purba ini oleh Kepala Dusun (Kasun) Bendungan Desa Landungsari Kecamatan Dau Rudi Harianto.
“Penemuannya hari Sabtu (7/6) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu kami bersih-bersih bersama Pak Kasun, Ketua PBBI, dan warga,” urai Aulia Akbar.
Pada saat bersih-bersih, salah satu di antara mereka kakinya terperosok. Namun pada momen itu dibiarkan terlebih dahulu. Kemudian pada saat membuat tenda dengan tiang bambu ada yang mengganjal.
“Ada yang mengganjal di bawah. Akhirnya dengan penasarannya kepala dusun sama ketua PBBI membongkar dan diuruk, ternyata ditemukan ini (Struktur situs candi),” lanjut Yayak, nama sapaan Aulia Akbar.
Kasun Bendungan Desa Landungsari Kecamatan Dau Rudi menjelaskan, sejatinya penemuan benda-benda yang menyangkut Situs Candi Wurandungan itu sudah sejak tahun 2023 dan sudah dilaporkan ke dinas terkait.
“Penemuan batu sudah lama, tapi kami rawat terus,” kata Rudi. Benda-benda yang ditemukan berupa Batu Padas dan Andesit.
Namun, struktur batu bata purba baru ditemukan Sabtu, (7/6/2025). Karena itu, Rudi dan PBBI kembali melapor kembali ke pihak terkait, terutama untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Arkeolog UM Dwi Cahyono datang untuk mengidentifikasi penemuan itu. Dalam kedatangannya, didapati Batu Padas yang memiliki tulisan. Diduga tulisan aksara. Namun Dwi belum dapat memastikan.
“Ini masih sementara. saya juga baru lihat ya, moga-moga itu betul-betul aksara,” kata Dwi. Ia juga bertanya-tanya, mengapa pahatannya di Batu Padas, bukan di batu yang lebih keras seperti Batu Andesit.
Dwi menegaskan, penemuan tersebut sejatinya harus dilakukan penelitian lebih lanjut oleh pihak terkait, seperti tim Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK).
Lebih lanjut, Dwi menjelaskan prasasti tersebut pada masa Mpu Sendok yang memerintah 929 – 948 Masehi. Dahulunya Situs Candi Wurandungan adalah permukiman kuno.
“Ancient settlement, permukiman yang lama. Di dalam permukiman ini ada masyarakat yang punya religiusitas tinggi sesuai dagama pada waktu itu. Kalau kita lihat jejak-jejak Mpu Sendok itu, Hindu,” tambah Dwi. (den/jon)