spot_img
Saturday, May 18, 2024
spot_img

Ditetapkan Tersangka, Ketua Panpel Arema FC Minta Maaf dan Siap Bertanggungjawab

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris menyampaikan permohonan maafnya, usai ditetapkan sebagai salah satu tersangka Tragedi Kanjuruhan. Selain itu dirinya mengaku siap mematuhi seluruh proses hukum yang berlaku. Hal ini diungkapnya Kantor Arema FC, Jumat (7/10) siang.

Dirinya yang hadir ke Kandang Singa (sebutan kantor Arema FC) itu, didampingi Manajer Arema FC Ali Rifki dan dua penasihat hukumnya Sumardhan dan Taufik Hidayat. Dalam kesempatan itu, Abdul Haris menyampaikan permohonan maaf dan luapan kesedihan yang dianggap harus bertanggungjawab sebagai ketua panpel.

“Saya menyampaikan permohonan maaf, kepada saudara-saudara saya, kepada seluruh Aremania. Karena ketidakmampuan saya untuk mengendalikan situasi dan menangani kondisi saat terjadi tragedi tersebut,” ujarnya.

Dirinya mengaku sedih, karena dalam kejadian itu salah satu korbannya ada keponakannya juga. Saat kejadian, dirinya menjelaskan sangat bingung melihat kondisi yang ada.

“Saat kejadian itu, saya sampaikan kepada Security Officer, Pak Suko untuk membuka pintu gerbang, lima menit sebelum pertandingan berakhir. Dan kami sudah menerima laporan, bahwa pintu gerbang ini sudah terbuka lima menit sebelum pertandingan berakhir,” ceritanya.

Dirinya mengatakan, saat kejadian itu sebagai bagian dari Panpel, dirinya harus mengamankan seluruh pemain yang bertanding. Sehingga saat itu dirinya mencoba mengamankan pemain Persebaya Surabaya, untuk semua masuk ke kendaraan rantis.

Setelah itu, dirinya mendengar ada suara keributan di dalam stadion. Abdul Haris memutuskan untuk kembali ke dalam stadion, setelah seluruh pemain Persebaya Surabaya dipastikan aman setelah semua masuk ke kendaraan rantis.

“Saat sampai di dalam itu, kondisi sudah ribut dan ada tembakan gas air mata. Akibatnya banyak penonton yang mencoba keluar. Dan saat itu sudah ada penonton Aremania yang sudah tergeletak dalam kondisi sekarat,” lanjutnya.

Setelah itu dirinya langsung meminta tolong pejabat pengamanan yang ada, untuk bisa meminta bantuan ambulans ke stadion. Saat itu, dirinya bersama dengan Aremania dan seluruh komponen yang ada membantu para korban.

“Saya hanya menyampaikan agar ini diusut tuntas. Saya juga meminta agar gas air mata ini diperiksa. Karena kejadian yang tidak jauh berbeda terjadi saat 2018 lalu. Dan gas air mata yang saya rasakan berbeda. Dan saat itu Aremania masih bisa diselamatkan, tapi saat tragedi lalu kami sudah tidak bisa apa-apa,” beber Haris.

Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa korban mengalami luka lebam di wajah. Sehingga dirinya mengatakan untuk para korban ini bisa di autopsi, apakah meninggal karena terhimpit atau desakan, atau karena gas air mata.

“Kami mohon untuk ini juga diperiksa. Selain itu, kenapa gas ditembakkan ke gate 12 dan 13. Di mana kedua titik tersebut merupakan jalur evakuasi. Saya pribadi ikhlas menanggung semua ini, sebagai tanggung jawab saya. Karena ini beban akhirat, dan saya sebagai ketua panpel harus bertanggungjawab atas kejadian tersebut,” tandasnya. (rex/jon)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img