MALANG POSCO MEDIA- Aliyah dan Aisyah dalam kondisi sehat sehari setelah operasi pemisahan kembar siam oleh Tim Medis RSUD dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang, Minggu (13/8) kemarin. Selain tim medis berkompeten dan ahli, keberhasilan operasi itu juga ditunjang peralatan canggih.
Sebelumnya bayi 11 bulan asal Pandaan Kabupaten Pasuruan itu menjalani operasi di RSSA, Sabtu (12/8). Tim rumah sakit milik Pemprov Jatim itu mengerahkan tim medis terbaiknya untuk operasi pertama di Malang Raya itu.
Kasubbag Humas RSSA Malang Dony Iryan mengungkapkan kondisi pasien dinyatakan sehat, kemarin. Tidak ada gangguan apapun. Bahkan dari keluarga juga sudah bisa melihat kondisi pasien dari kejauhan di ICU.
Di ruang ICU itu, Aliyah dan Aisyah menjalani masa perawatan. Sebab meski operasi pemisahan ini telah rampung, tim dokter pendamping dari RSUD dr Soetomo masih tetap melakukan pemantauan terhadap kondisi keduanya. Namun demikian, Dony menyebutkan, pemantauan dari tim dokter pendamping ini selanjutnya akan dilakukan secara hibrid.
Selanjutnya, tim dokter dari RSSA Malang yang akan secara penuh memastikan keduanya dalam kondisi sehat. “Secara fisik tim (pendamping operasi pemisahan) kembar siam (dari RSUD) Soetomo bertugas sampai hari ini. Hari ini (kemarin) kembali ke Surabaya,” sebutnya.
Direktur RSSA Malang Dr dr Bachtiar Budianto Sp.B Subsp. Onk(K) FINACS, FICS menyampaikan bayi Aliyah dan Aisyah telah terpisah terhitung pada Sabtu (12/8) pukul 10.00 WIB setelah satu jam operasi pemisahan. Setelah pemisahan kemudian dilakukan operasi penutupan kulit.
Meski sempat mengalami kesulitan teknis, dr Bachtiar menyampaikan operasi secara keseluruhan telah rampung dengan baik dan terkontrol. Selanjutnya dalam masa recovery atau perawatan di ICU ini akan terus dipantau kondisinya apakah tetap stabil atau tidak.
“Masa recovery, dokter tim lengkap sampai (dokter) anastesi akan memantau, karena kondisi stabil itu kan butuh waktu. Recovery tergantung kondisi, meskipun sudah stabil kita tetap melakukan observasi sampai nanti dari tim itu mengatakan kondisi stabil. Kita prediksi Insya Allah membaik satu atau dua hari,” bebernya.
Sementara itu, dokter pendamping dari RSUD dr Soetomo, dr Poerwadi, Sp.BA, Subsp DA(K) menyampaikan kedua pasien juga telah menjalani proses jahitan khususnya di area tali pusar. Semua prosesnya telah dilakukan secara sangat hati-hati sehingga kedua pasien bisa terpisahkan dengan kondisi baik. Bahkan kurang dari satu jam operasi pemisahan.
Menurut Poerwadi, keberhasilan operasi ini selain berkat restu Tuhan, juga atas kerja keras dari tim dokter RSSA Malang. “Kita sebagai manusia tidak berani jumawa atau sombong. Kita harus antisipasi semua kemungkinan dan itu sudah dijalankan dan yang mengerjakan adalah tim RSSA Malang. Kami tim dari Surabaya hanya jaga gawang saja,” tukasnya.
Bahkan RSSA Malang juga telah memiliki peralatan lengkap sehingga operasi seperti ini bisa berjalan lancar. Salah satunya dengan peralatan Harmonic Scalpel yang mana biasanya harga piranti tersebut mencapai Rp 5 miliar. “Dengan Harmonic Scalpel ini kita memotong dinding perut pakai harmonic scapel cepet. Di RSSA sudah punya,” pungkasnya. (ian/van)