MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pasca hujan deras, struktur fondasi Jembatan Sonokembang yang berada di Jalan Simpang Sulfat Utara Kelurahan Pandanwangi ambrol dan harus ditutup total untuk dilakukan pembongkaran. Akibatnya, akses utama di Pandanwangi itu kini tidak bisa dilewati kendaraan dan pengendara harus memutar cukup jauh.

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat langsung meninjau lokasi, Sabtu (11/10). Menurut pengamatannya, struktur fondasi ini ambrol karena dihantam pohon dan sampah yang ada di aliran sungai di bawahnya. Selain itu, jembatan ini juga telah lama terbebani dengan kendaraan tonase besar yang melebihi spesifikasi jembatan.
“Volume lalu lintasnya sangat tinggi. Jadi dari DPUPRPKP harus membongkar dulu fondasi yang ambrol. Agar jika terjadi hujan lagi airnya bisa lancar dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujar Wahyu.
Karena jembatan itu cukup vital dan ketika Nataru menjadi akses utama, pihaknya segera menghitung pengerjaan dan anggaran yang dibutuhkan. Mengingat tingkat kedaruratan ini, pihaknya bakal menggunakan dana BTT (Biaya Tidak Terduga) untuk pembongkaran dan pembangunan ulang tersebut.
“Sebetulnya jembatan ini sudah teranggarkan untuk perbaikan di Tahun 2026. Nilainya Rp 1 Miliar, tetapi karena ini sudah keburu fondasi ambrol duluan, kami coba dengan BTT. Masyarakat kami imbau jangan melewati dulu karena saya lihat masih banyak yang mencoba melewati padahal sudah ada rambu,” tambah dia.
Fondasi Jembatan Sonokembang sendiri sebenarnya belum berusia terlalu lama. Struktur lama dibangun pada 1998 dan juga ada tambahan struktur baru. Namun demikian, karena tingginya lalu lintas dan banyak kendaraan yang tonasenya melebihi kelas jalan tersebut, akhirnya beberapa waktu dilaporkan terjadi keretakan pada strukturnya.
Laporan itu kemudian diteruskan ke DPUPRPKP dan ditindaklanjuti langsung dengan melakukan survei. Hasil survei kemudian menunjukkan bahwa Jembatan Sonokembang perlu segera untuk dilakukan perbaikan dan akhirnya bisa dianggarkan pada 2026. Sayangnya, hujan intensitas sangat tinggi pada Jumat (10/10) malam kemarin lebih dulu membuat jembatan itu ambrol.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang Dandung Julhardjanto menyebut, kondisi jembatan sudah tidak memungkinkan dilewati kendaraan. Sisi selatan sudah tidak ada penopang sehingga kondisinya bisa dikatakan melayang. Tiga girder (balok penopang utama) yang ada di bawahnya sudah melengkung dan retak.
“Artinya ini sangat membahayakan, dan butuh segera dilakukan pembongkaran. Ini untuk keamanan masyarakat dan keamanan pekerja nanti. Kami bongkar total, kemungkinan kami lebarkan sedikit untuk pejalan kaki,” jelas dia.
Diharapkan, pembongkaran dan pembangunan jembatan ini bisa rampung pada pertengahan Desember, meski kemungkinan masih terbatas untuk dilewati kendaraan tertentu. Paling molor diharapkan maksimal hingga akhir Desember. “Sehingga penutupan jembatan itu diharapkan maksimal paling lama dua setengah bulan lah,” tutup dia. (ian/nug)