MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Divisi Infanteri 2 Kostrad resmi mengenalkan sistem pengolahan sampah tuntas, dengan alat insinerator Wisanggeni. Alat yang mampu mengolah 8-10 ton sampah perhari ini, menjadi pilot project pengolahan sampah di daerah lain yang diresmikan secara simbolis di Markas Divisi Infanteri 2 Kostrad, Minggu (20/4) pagi.
Dihadiri Bupati Malang H.M. Sanusi beserta jajaran dan mantan Bupati Malang Rendra Kresna, alat ini sebagai wujud kepedulian dalam menuntaskan masalah sampah. Dalam acara grand launching tersebut, Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Susilo menegaskan komitmen TNI dalam mendukung penanganan sampah yang lebih berkelanjutan di wilayah Malang dan sekitarnya.
“Kami telah mengembangkan teknologi pembakaran sampah yang efisien, tanpa emisi dan ramah lingkungan. Ini adalah bagian dari langkah strategis dalam mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks,” ujarnya.
Kolaborasi dalam pengelolaan sampah ini, nantinya akan difokuskan pada produksi sampah di kompleks Divif 2 Kostrad, serta limbah rumahan warga di lingkungan sekitar. Selain itu, pihaknya juga memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah secara bertanggungjawab.

“Proyek ini bisa dijadikan contoh dan diterapkan di berbagai daerah lainnya. Kami harap keberhasilan di Malang ini bisa menginspirasi pengelolaan limbah yang efektif dan partisipatif. Meskipun kami membuat bukan untuk komersil, namun hasil dari pengolahan sampah ini tentu memiliki nilai ekonomis,” imbuhnya.
Fasilitas pengolahan sampah yang dikembangkan oleh Divisi 2 Kostrad ini mengedepankan prinsip pemilahan, daur ulang, serta pemanfaatan ulang limbah. Salah satunya, limbah hasil olahan akan digunakan kembali menjadi bahan bangunan seperti paving blok dan batako, sehingga mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir (TPA).
“Kami tidak hanya fokus pada pengurangan volume sampah, tetapi juga pada bagaimana sampah itu bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai guna,” terang Pangdivif 2 Kostrad yang juga kini disebut sebagai Panglima Perang Sampah.
Pemkab Malang melalui Kadis Lingkungan Hidup Ahmad Dzulfikar Nurrahman mengapresiasi, langkah dari Mayjen TNI Susilo dalam menghadirkan program ini. Alat yang didatangkan langsung dengan berbagai penyempurnaan dan pengembangan dari Bandung Jawa Barat ini, dangat membantu menangani problem sampah di Kabupaten Malang khususnya yang cukup tinggi.
“Kami mendapatkan data bahwa jumlah produksi sampah harian di Kabupaten Malang ini mencapai 1.200 ton per hari. Sementara, kemampuan kami dalam memproses itu hanya sampai 40 persen. Dan ini sangat luar biasa, diawali dan diinisiasi dari Divisi 2 Kostrad, untuk mengelola sampah secara tuntas dengan zero waste,” jelasnya.
Sementara itu, Owner Workshop Wisanggeni Herdadi Bustaman mengatakan, untuk produksi alat ini setidaknya membutuhkan dana hingga Rp925 juta. Namun, pihaknya tidak berbisnis dengan alat tersebut. Pasalnya, ia yang sebelumnya adalah promotor dan event orginizer itu, meninggalkan dunia tersebut untuk menuntaskan masalah sampah.
“Ini karena permintaan dari Bapak Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, kami membuat di Malang. Karena kepeduliannya, akhirnya kami membuatkan alat ini yang merupakan generasi keenam. Bisa mengolah sampah, baik organik dan anorganik yang tidak memiliki nilai ekonomis menjadi abu, untuk campuran produksi paving,” bebernya. (rex/jon)