MALANG POSCO MEDIA – Pagi itu, SMK Putra Indonesia Malang (PIM) dipenuhi suara doa. Sebagian siswa Muslim khusyuk membaca Yasin, Burdah, hingga Khotmil Quran. Di sisi lain, siswa Kristen dan Katolik larut dalam renungan firman Tuhan, doa syafaat, serta pembelajaran Alkitab. Suasana hening namun penuh makna, menciptakan momentum di mana setiap murid memulai hari dengan refleksi dan ketenangan.
Kepala SMK PIM, Eka Tries Yuliani, S.Si., menegaskan doa pagi menjadi pembiasaan wajib sesuai agama masing-masing. “Meskipun sekolah kami umum, kami berkomitmen membekali siswa dengan nilai spiritual. Doa pagi ini fokus pada pembentukan karakter spiritualis, sekaligus membiasakan siswa memulai hari dengan disiplin dan semangat menggapai ridho Tuhan Yang Maha Esa agar mendapatkan keberkahan Nya khususnya bagi murid, GTK, orang tua dan SMK PIM,” ujarnya.

Lebih lanjut, Eka menambahkan kegiatan ini menanamkan nilai SiCepat – spiritualis, cendekia, dan patriotik. “Kami ingin murid bukan hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki budi pekerti dan kesadaran spiritual,” tegasnya.
Manfaat doa pagi benar-benar dirasakan siswa. Juan Aditya Juan Timothy kelas X Teknik Kimia Industri , siswa asal SMPN 1 Kotabaru, Kalimantan Selatan, siswa Nasrani, mengaku doa pagi memberinya energi positif.

“Pembiasaan pagi sangat baik dan bermanfaat, setiap pagi aku merasa tenang dan siap menghadapi pelajaran. Rasanya seperti ada energi baik yang menyertai langkahku sepanjang hari. Pembiasaan pagi sangat baik dan bermanfaat, untuk mengingatkan kita terhadap nilai nilai agama, juga bisa mempererat pertemanan,” ucapnya.

Sementara itu, Vanesya Echa Harmawan kelas XI Farmasi Industri, siswi Muslim alumni MTs Attaraqie Malang lebih fokus. “Doa pagi membuat aku lebih fokus dan semangat belajar. Ini bukan sekadar rutinitas, tapi momen penting untuk refleksi diri,” ujarnya. (adv/bua)