Malang Posco Media – Dr. Leonard Nainggolan, seorang dokter spesialis dalam bidang penyakit dalam yang tergabung dalam Kelompok Staf Medis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, mengingatkan bahwa pasien yang mengalami demam berdarah dengue (DBD) perlu mengonsumsi banyak cairan yang mengandung gula dan elektrolit.
Dalam sebuah diskusi online berjudul “Kewaspadaan Terhadap Penyakit DBD” yang diadakan pada hari Selasa, ia menjelaskan bahwa ini disarankan karena penyerapan cairan yang mengandung gula dan elektrolit oleh usus lebih efisien dibandingkan dengan cairan biasa.
Dr. Leonard Nainggolan menguraikan bahwa salah satu komplikasi yang paling berbahaya pada penderita demam berdarah adalah kebocoran plasma atau kebocoran cairan dari pembuluh darah menuju jaringan di sekitarnya.
“Kalau darah merembes keluar, membuat darah jadi kental, sehingga kalau tak ditangani dengan baik itu bisa menimbulkan syok, di mana tekanan darahnya drop dan nadinya cepat, sehingga dianjurkan minum yang banyak itu supaya mengganti cairan yang keluar tersebut,” jelas dia.
Pemberian air mengandung gula dan elektrolit, sudah bisa mulai dilakukan saat seseorang menunggu hasil pemeriksaan dokter atas gejala seperti muntah dan bintik-bintik merah pada kulit.
“Kalau ada muntah, bintik-bintik merah sebaiknya harus ke pelayanan kesehatan masyarakat, ke dokter atau puskesmas. Jadi enggak bisa lagi tuh ditunda, supaya memastikan itu kemungkinan demam berdarah atau enggak,” kata Leonard.
Gejala lain demam berdarah juga meliputi demam mendadak yang tinggi, mencapai suhu hingga 39 derajat Celcius dan berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat.
Gejala lain yang biasanya terjadi antara lain nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, gusi berdarah, mimisan, dan buang air besar berwarna hitam.
Demam berdarah atau demam dengue disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Ketika nyamuk tersebut menggigit manusia, virus masuk ke dalam tubuh.
Berbicara orang-orang yang rentan terkena penyakit ini dengan kondisi lebih berat, anak kecil dan orang tua termasuk kelompok yang dimaksud.
“Kalau anak kecil karena imunitasnya belum sempurna. Kalau orang tua biasanya karena ada penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, sehingga orang tua selain pembuluh darahnya juga lebih rapuh, sehingga risiko terkena demam berdarah lebih berat, lebih tinggi,” demikian tutur Leonard.(ntr/mpm)