MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Perangkat Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso menindaklanjuti polemik bank titil yang masuk ke desanya. Pasalnya, bank titil masuk tanpa prosedur dan tanpa izin dari perangkat desa. Kehadiran bank titil, dianggap membuat masyarakat resah.
Kasi Pemerintahan Desa Donowarih, Karangploso, Karianto mengatakan, perangkat desa berencana akan berkoordinasi dengan pamong desa hingga yang paling bawah untuk mencegah bank titil masuk tanpa prosedural. Pun diupayakan mediasi antara warga dengan bank titil bila terjadi permasalahan.
“Memang bank titil ini meresahkan. Selain ilegal, mereka juga sampai membentak warga yang meminjam, seperti yang saya mediasi tahun lalu. Akhirnya, warga yang meminjam hanya membayar pokoknya saja. Karena pihak bank titil ini kan bunganya besar,” beber Karianto kepada Malang Posco Media.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dusun Karangan, Desa Donowarih, Suryono. Dia menegaskan perangkat desa akan memasang banner yang isinya mewaspadai bank titil di setiap RT dan RW. “Dan bila warga merasa ada permasalahan dengan bank titil, disarankan untuk langsung melapor,” pintanya.
Tindakan ‘perlawanan’ terhadap bank titil ini, setelah merespons kasus bunuh diri yang dilakukan Mujiati, 33, usai membunuh Akila Putri, 3, anaknya di rumah kontrakan Dusun Karangan, Desa Donowarih, Karangploso. Sebelum keduanya ditemukan meninggal dunia, hampir setiap hari mereka didatangi 10 hingga 15 orang karyawan bank titil. (den/mar)
