MALANG POSCO MEDIA, SWISS– Dipimpin Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Dubes Ngurah Swajaya dan ASEAN Committee in Bern (ACB), membuka kegiatan ASEAN Switzerland Business Dialogue yang terselenggara melalui kolaborasi KBRI Bern dan Unlimitrust Campus by SICPA, di Unlimitrust Campus, Prilly, Lausanne Swiss, pada Rabu, 27 November 2024.
Business Dialogue yang dilakukan secara hybrid mengangkat tema “Promoting Sustainability and Digitalization Partnerships” untuk mengundang investasi dari Swiss pada sektor-sektor terkait dengan teknologi hijau, ekonomi digital.
Sebagai kegiatan bersama melibatkan 10 negara anggota ASEAN, dialog bisnis ini mendapat sambutan positif, khususnya menyikapi potensi investasi di ASEAN, terutama di Indonesia yang peluangnya sangat besar. Beberapa perusahaan yang tertarik antara lain dalam bidang pertanian yang menggunakan teknologi AI guna meningkatkan produksi pangan dan mengefisienkan ongkos produksi melalui intervensi teknologi yang dikembangkan oleh Ecorobotix.
Terkait transisi energi, perusahaan Transmutex, yang mengembangkan energi nuklir tanpa menggunakan uranium juga berminat untuk datang serta menjajagi peluang kerjasama, disamping perusahaan bidang teknologi dalam bidang cyber security, authentification technology dan lainnya.
Sebagai negara mitra sektoral ASEAN, potensi investasi Swiss sangat singifikan dan potensi ASEAN sebagai basis produksi global juga sangat menjanjikan bagi Swiss. Investasi Swiss ke ASEAN memang menurun akibat pandemi dan krisis geo-politik, khususnya di Eropa, sehingga investasi yang pada tahun 2021 mencapai US$ 14,5 milyar menurun cukup signifikan. Melalui kegiatan ini, diharapkan adanya peningkatan pemahaman yang lebih baik mengenai potensi investasi di ASEAN, khususnya Indonesia.
“Indonesia dan Swiss memiliki landasan kerja sama ekonomi yang kuat dengan adanya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dengan EFTA (Swiss salah satu negara anggotanya) yang berlaku sejak tahun 2021, serta Bilateral Investment Treaty Indonesia-Swiss yang berlaku sejak 1 Agustus 2024,” kata Dubes Ngurah Swajaya.
Sementara itu, pemerintah Swiss dan ASEAN juga memiliki berbagai program kerja sama konkrit, termasuk untuk isu-isu prioritas, seperti sustainability, ekonomi hijau dan ekonomi digital yang memiliki potensi untuk berkembang pesat.
Kegiatan ini untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh ACB dengan menghadirkan sektor publik dan sektor swasta dalam satu panggung dialog, dalam rangka mendorong kerja sama antar swasta, untuk isu-isu yang menjadi tema prioritas. Beberapa perusahaan Swiss menyampaikan ketertarikannya, termasuk menjajagi peluang melakukan investasi untuk memanfaatkan 700 juta pasar ASEAN yang potensial serta posisi strategis ASEAN sebagai alternatif unggulan untuk pengembangan rantai pasok global yang berbasis teknologi.
Sesi presentasi menghadirkan Duta Besar M.I. Derry Aman, Wakil Tetap RI untuk ASEAN, serta sektor swasta dari Swiss antara lain Regional Business Director dan Head of Digital Research and Innovation SICPA, juga Chief Business Officer dan Media Specialist Ecorobotix. Kegiatan dihadiri oleh para Duta Besar negara-negara anggota ASEAN yang tergabung dalam ACB, pegiat bisnis dan investor dari Swiss, baik yang hadir secara fisik maupun mengikuti melalui online.
Business Dialogue juga dimanfaatkan sebagai sarana membangun jejaring bagi para pebisnis dari negara-negara anggota ASEAN khususnya melalui ACB, dengan para pebisnis dan investor di Swiss. Dalam pidato penutupan, Duta Besar RI Bern menekankan kembali komitmen untuk menjadikan kegiatan ini berkelanjutan guna memberikan sarana bagi langkah business matchmaking ke depan, baik dalam konteks mendorong bilateral masing-masing negara anggota ASEAN maupun dalam konteks kerja sama ASEAN.
Swiss merupakan mitra dialog sektoral ASEAN sejak 2016, dan saat ini kedua pihak telah menyepakati program kerja sama dalam kerangka Practical Cooperation Areas (PCA) 2022 – 2026 sebagai panduan bagi implementasi kemitraan kedua pihak. Implementasi PCA sejauh ini berjalan baik dan sesuai target, baik di bawah pilar politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun crossed-pillars. Kerja sama ASEAN di bidang pembangunan berkelanjutan (sustainability), termasuk green economy dan blue economy, serta digitalisasi, khususnya digital economy, menjadi bagian dari prioritas ASEAN menuju ASEAN Vision 2045. (opp)