MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Indonesia merupakan negara yang kaya akan kuliner khas, mulai dari rendang, nasi kuning, hingga tempe. Kuliner nusantara ini tak hanya digemari di dalam negeri, tetapi juga telah memperoleh tempat di hati masyarakat internasional. Melihat potensi ini, sektor kuliner Indonesia kini memiliki peluang besar untuk berkembang, khususnya bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM).
Namun, seiring perkembangan zaman, nilai sejarah dan filosofi di balik kuliner khas Indonesia kerap terlupakan. Banyak hidangan yang kini hanya dikenal karena cita rasanya, tanpa pemahaman yang mendalam mengenai cerita dan makna yang terkandung di dalamnya. Modernisasi dan perubahan gaya hidup menjadi tantangan besar bagi warisan kuliner lokal yang dulunya kaya akan nilai-nilai budaya.
Menjawab tantangan ini, Opaper Apps meluncurkan inisiatif roadshow bertajuk CERIA – Cerita & Rasa Kuliner Nusantara, dengan tema “Menyatukan Tradisi dan Inovasi, Mengangkat Kuliner Indonesia ke Mata Dunia”. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan kuliner nusantara, sekaligus memperkuat branding Indonesia di mata dunia. Roadshow ini akan diadakan di beberapa kota besar, termasuk Malang, Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta.
“Kami ingin melalui kegiatan ini, tradisi kuliner lokal dapat digali lebih dalam, dipadukan dengan inovasi, serta menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda. Selain itu, inisiatif ini bertujuan untuk membuka lapangan kerja, mengurangi kelaparan, dan mendukung keanekaragaman hayati serta identitas budaya Indonesia,” ungkap Jonathan McIntosh, CEO Opaper Apps.
Dipilihnya Malang sebagai salah satu kota yang disinggahi oleh program ini bukan tanpa alasan. Malang dikenal sebagai pusat kuliner tradisional yang kaya akan keunikan rasa dan juga sebagai tempat berkembangnya berbagai inovasi kuliner modern. Jonathan berharap melalui kegiatan ini, masyarakat dapat lebih menghargai kekayaan budaya kuliner lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Program ini mengusung konsep yang memadukan bahan-bahan lokal dengan tradisi yang kuat, menghasilkan kreasi kuliner yang otentik namun tetap relevan dengan perkembangan selera masyarakat saat ini. Inovasi ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan sektor kuliner lokal, memajukan pariwisata gastronomi, serta memperkuat identitas bangsa.
“Dengan kegiatan ini, kami ingin memberikan dukungan nyata kepada pelaku usaha kuliner lokal, memperkuat komunitas kuliner nusantara, dan memfasilitasi edukasi terkait pengembangan bisnis kuliner,” tambahnya.
Selain pameran kuliner dan tur keliling pabrik apel, rangkaian acara ini juga mencakup sesi “talkshow” dengan sejumlah pelaku bisnis dan tokoh-tokoh industri. Beberapa di antaranya adalah Evy Afianasari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur; Donny Kris, Founder Malang Strudel; Chef Pamungkas Suparmo, Ketua ICABPC Malang Raya; serta Andina Paramitha, CEO Ngalup.co dan Head of Corporate Communication Beon Intermedia Group. Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, yang memberikan pidato pembukaan.
Untuk melindungi merek kuliner lokal dari ancaman plagiat atau penyalahgunaan, Mebiso hadir dengan menawarkan layanan konsultasi gratis mengenai pendaftaran merek. “Melalui teknologi AI, kami dapat meminimalisir kemungkinan penolakan saat proses pendaftaran merek,” ungkap Andina Paramitha, Head of Corporate Communication Beon Intermedia.
Lebih lanjut, Andina menjelaskan bahwa menciptakan brand yang otentik membutuhkan konsistensi, kejelasan nilai inti, serta pemahaman mendalam mengenai audiens target. Sebuah brand harus mencerminkan visi, misi, dan kepribadian perusahaan secara jujur, serta mampu membangun hubungan emosional yang kuat dengan konsumen. “Dengan menyampaikan cerita unik dan bermakna, brand dapat lebih menonjol di tengah persaingan yang semakin ketat,” tambahnya.
Untuk mempersiapkan brand ke pasar internasional, persiapan administratif seperti pendaftaran merek dagang di negara-negara tujuan sangat diperlukan. Selain itu, memahami regulasi hak kekayaan intelektual di pasar global serta strategi adaptasi lokal juga menjadi kunci kesuksesan ekspansi internasional.
Andina menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam penyampaian nilai-nilai brand, meski harus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. “Keberhasilan strategi branding diukur dari kesadaran brand, loyalitas konsumen, serta persepsi publik terhadap brand tersebut. Dalam jangka panjang, sebuah brand yang otentik harus tetap setia pada nilai-nilai inti mereka,” pungkasnya.(adm/nug)