.
Sunday, December 15, 2024

Dosen UM Ajarkan Integrasi Penelitian Tindakan Kelas dan Asesmen Kompetensi Minimum Kepada Guru SMK di Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Merdeka belajar menjadi topik hangat belakangan ini, tidak terlepas pada jenjang SMK. Salah satu perubahan mendasar dapat dilihat pada sistem evaluasi pembelajaran yang dikenal dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).

Heny Kusdiyanti, Ketua Kelompok Pengabdian Masyarakat menjelaskan bahwa evaluasi peserta didik saat ini diukur berdasarkan input, proses dan hasil. Penilaian AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu Literasi dan Numerasi. Penilaian lainnya juga dilakukan seperti survei karakter dan survei lingkungan belajar.

Untuk dapat memaksimalkan proses pembelajaran dan evaluasi tersebut, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dirasa cocok untuk memaksimlakan proses evaluasi tersebut. “Penelitian Tindakan Kelas memang sangat cocok dilakukan oleh guru karena mengeteahui proses belajar mengajar secara langsung dan dalam waktu yang lama. Jika itu di integrasikan dengan AKM akan sangat efektif untuk mengamati dan mengetahui perkembangan siswa secara terukur,” ungkap Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan tersebut.

Guna mengajarkan dan memperdalam kompetensi tersebut, Heny sapaan akrabnya bersama tim pengabdian masyarakat lainnya memberikan sosialisasi dan juga membuka forum diskusi di beberapa sekolah di Malang. SMK Cendika Bangsa adalah salah satunya. Dalam forum tersebut, ia menekankan jika pembelajaran di abad 21 ini guru bukan lagi menjadi pusat pembelajaran, melainkan siswa itu sendiri.

“Guru sekarang itu tidak harus yang pinter sekali, tapi lebih harus kretif, karena sumber belajar saat ini sangat luas dan beragam. Guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar melainkan harus pandai mengintegrasikan berbagai macam sumber belajar tersebut,” sambungnya.

Hal tersebut turut disampaikan oleh salah satu anggota pengabdian masyarakat, Sopingi. Ia menyampaikan bahwa saat ini menyajikan media yang interaktif, membuat siswa menjadi berfikir kreatif dan inovatif adalah kunci. Melalui sistem evaluasi AKM yang di kombinasikan dengan aktivitas Penelitian TIndakan Kelas maka seluruh kreativitas guru dalam memimpin prose pembelajaran dapat diketahui dampaknya.

“Setiap siswa itu unik, begitu juga setiap kelas. Maka dari itu treatmen yang dilakukan juga harus berbeda, tidak bisa dipukul rata. Agar semua itu terukur, maka harus di dokumentasikan dan di evaluasi agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan efektif,” pungkasnya. (*/nda)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img