MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Kelangkaan pupuk kerap terjadi di tiap daerah, termasuk di Kota Batu yang merupakan daerah pertanian. Untuk menghindari adanya kelangkaan pupuk bersubsidi Komisi B DPRD Kota Batu meminta agar eksekutif mengembangkan produksi pupuk organik sebagai langkah antisipasi kelangkaan pupuk subsidi.
Ketua Komisi B DPRD Kota Batu, Hari Danah Wahyono mengatakan bahwa masalah kelangkaan pupuk subsidi selalu terulang setiap tahunnnya. Hal tersebut membuat petani terkendala setiap memasuki musim tanam.
“Untuk menyelesaikan keterlambatan pupuk kami minta agar Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu memberikan pendampingan kepada petani. Terutama pendampingan pada petani agar bisa memproduksi pupuk organik sebagai solusi mengatasi kelangkaan pupuk subsidi,” ujar Hari Dana kepada Malang Posco Media, Jumat (14/10) kemarin.
Menurutnya pupuk organik memiliki manfaat jangka panjang untuk meningkatkan kesuburan tanah. Tidak hanya itu, bahan baku pupuk organik juga gampang ditemukan dan kuantitasnya sangat melimpah. Misalnya kotoran hewan ternak ataupun memanfaatkan tanaman.
“Tidak hanya pendampingan, setidaknya ini jadi peluang bagi BUMD seperti Batu Wisata Resource (BWR) untuk bisa memproduksi pupuk organik. Mengingat pasar pupuk organik di Kota Batu sangat luas dan hasil keuntungan bisa masuk Pendapatan Asli Daerah (PAD),” bebernya.
Menanggapi hal tersebut Wakil Wali Kota Batu, Ir. Punjul Santoso M.M mengatakan bahwa sektor pertanian menjadi program prioritas Pemkot Batu. Beberapa program yang telah direalisasikan di sektor pertanian untuk membantu para petani.
“Untuk sektor Pertanian, Bu Wali Kota telah meminta Dinas Pertanian untuk memberi stimulus bagi pelaku petani yang tergabung dalam Gapoktan. Stimulus yang diberikan berupa pupuk organik, saprodi, bibit hingga kemudahan kredit melalui bekerja sama dengan Bank Jatim,” bebernya.
Melalui program tersebut setidaknya bisa dikembangkan oleh petani untuk membuat pupuk organik. Sehingga ketika ada keterlambatan pupuk bisa dijadikan opsi bagi petani untuk bercocok tanam. (eri/nug)