spot_img
Tuesday, January 14, 2025
spot_img

Dua Mobil Ringsek Ditimpa Pohon Tumbang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kota Batu Tetapkan Siaga Bencana, Kabupaten Malang Catat Kerugian Rp 18 Miliar

MALANG POSCO MEDIA – Peningkatan curah hujan di Malang Raya berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, pohon tumbang, longsor, puting beliung dan lain sebagainya. Senin (9/12) pagi kemarin, hujan deras sejak pagi hari menumbangkan pohon di Jalan Terusan Dieng (depan Mal Malang City Point) yang menimpa dua mobil.

Pohon setinggi sekitar 9 meter itu, membuat atap mobil penyok. Beruntung, penumpang di kedua mobil selamat dari kejadian tersebut. Kedua mobil yang tertimpa pohon tersebut yakni mobil Honda Brio kuning berplat nopol N-1689-BV dan Mitsubishi Xpander berplat nopol N-1681-FZ. Petugas dari BPBD, DLH, dan sejumlah relawan sudah melakukan evakuasi.

“Kejadiannya sekitar jam setengah delapan, pas saya mau berangkat kerja. Kondisinya memang pas hujan, tiba-tiba ada suara agak kencang, ternyata pohon jatuh ke mobil saya,” ungkap Satria Pradana pengemudi Honda Brio kepada Malang Posco Media.

Meski atap mobilnya penyok, Satria masih bersyukur karena dirinya tidak sampai mengalami luka apapun. Saat itu dirinya pun seorang diri tanpa ada penumpang lainnya.

Sementara di Xpander, kap mobil juga penyok di sebelah kanan depan. Penumpang mobil Xpander juga selamat dan tidak mengalami luka. Warga Dieng itu juga mengemudi seorang diri.

“Kondisinya waktu itu pas lampu merah, jadi berhenti. Memang hujan, tapi tidak ada angin. Belum tahu kerugian sampai berapa,” ujar Dwi Manda, pengemudi mobil Xpander.

Wilayah Kabupaten Malang juga memiliki potensi jenis bencana yang lengkap, mulai dari banjir, longsor, angin kencang, kekeringan, Karhutla, hingga gunung erupsi dan tanah bergerak.

Akhir November lalu, hujan bekepanjangan dengan intensitas sedang hingga tinggi mengguyur wilayah Malang Selatan mengakibatkan sejumlah bencana. Yaitu bencana longsor, banjir, dan pohon tumbang.

Terhitung sejak 28 hingga 30 November, dilaporkan dua orang hanyut dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Adapula pengguna mobil di jalan raya di kawasan Malang Utara, yaitu Kecamatan Singosari tertimpa pohon tumbang. Dua orang tewas dalam kejadian ini.

BMKG Jawa Timur memperkirakan selama dua pekan ke depan kondisi wilayah Kabupaten Malang masih diguyur hujan. Sedangkan pada masa mendekati pergantian tahun belum dapat diprediksi, mengingat tahun baru masih 23 hari ke depan.

“Prediksi cuaca itu terbatas sampai 15 hari saja. Kalau prediksi selama dua pekan ke depan masih hujan,” kata Andang Kurniawan, Staf Analisa BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Senin (9/12) kemarin.

Ia memaparkan berdasarkan pemantauan Madden Julian Oscillation (MJO) masih berada di Afrika. MJO ini sebuah pergerakan gelombang atmosfer yang ditandai dengan anomali awan yang lebih tebal di sebagian besar wilayah tropis.

“Bergerak dari barat ke timur. Ketika sampai di Indonesia, sering menyebabkan kondisi berawan tebal, hujan,” tambah Andang.

Sementara itu, BPBD Kabupaten Malang mendata per 3 Desember 2024 terdapat 12 titik bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di wilayah Kabupaten Malang. Yang paling terdampak secara signifikan berada di wilayah bagian Malang selatan.

Dampak bencana di bagian Malang Selatan tidak hanya ke permukiman warga, namun jaga terhadap infrastuktur. Berdasarkan assessment dari Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang terdapat 15 jembatan dan 16 dinding penahan tanah yang mengalami kerusakan.

“Dari hasil assesment, total kerugian dari 15 jembatan dan 16 dinding penahan tanah yang terdampak kurang lebih Rp 18 miliar,” kata Kadis PU Bina Marga Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma.

Lebih lanjut, Kabid Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang, Anita Aulia Sari menyampaikan, untuk jembatan dan dinding penahan tanah yang berada di ruas jalan nasional yakni ruas jalan Gondanglegi – Balekambang sudah disurvey dan nantinya akan ditangani Balai Besar Jalan Nasional.

“Sedangkan untuk jembatan dan dinding penahan yang berada di jalan kabupaten dan desa, penanganan kami pasang trucuk, sandbag, bronjong sebagai pengaman jalan. Sudah kami assesment dan analisa. Rencana penanganan pembangunannya tahun depan,” sambung Anita.

Ia menambahkan kondisi jembatan yang rusak berat, memang sudah membutuhkan revitalisasi karena jembatan tersebut dibangun sebelum tahun 1970.

Di Kota Batu juga siaga bencana di musim penghujan ini. Status tersebut berdasarkan SK Wali Kota yang ditetapkan mulai 1 November 2024 hingga 30 April 2025, dengan memperhatikan enam potensi bencana utama, yaitu tanah longsor, banjir bandang, gempa bumi, letusan gunung berapi, cuaca ekstrem dan kebakaran hutan.

Meski begitu untuk kejadian bencana di bukan Desember ini terbilang cukup minim. Hal itu ditegaskan oleh Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.

“Untuk jumlah kejadian bencana hampir bulan ini terbilang minim. Kami mencatat ada dua bencana terjadi akibat hujan intensitas tinggi. Pertama kejadian pohon tumbang pada 2 Desember di Jalan Trunojoyo Payung 3 dan tanah longsor di Desa Tulungrejo pada 4 Desember,” ujar Agung.

Ia menguraikan untuk penyebab pohon tumbang karena kondisi akar pohon yang sudah keropos sehingga pohon tumbang dan menutup jalan serta menimpa kabel PJU. Jenis pohon Trengguli dengan panjang 15 meter dan berdiameter 40 centimeter.

“Dampaknya sempat menutup seluruh akses jalan raya dan menimpa kabel PJU. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut,” imbuhnya.

Sedangkan tanah longsor yang terjadi di Jalan Hercules RT 06 RW 13 Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu karena hujan deras yang melanda Kota Batu dalam beberapa hari terakhir menyebabkan terjadinya tanah longsor. Longsor tersebut memiliki dimensi panjang 12 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 6 meter.

“Material longsoran menutup sebagian aliran sungai di sekitar lokasi kejadian. Selain itu, kondisi ini juga mengancam keamanan sebuah rumah milik Bambang Sudarwanto, di mana pondasinya kini menggantung akibat tergerus longsoran,” ungkapnya.

Dampak dari longsor tersebut pondasi rumah Pak Bambang Sudarwanto menggantung dan material Longsor menutup sebagian aliran sungai. Tidak ada korban jiwa dari tanah longsor tersebut.

“Sementara pada tahun 2024, hingga bulan Desember telah terjadi 90 kejadian bencana. Dengan tanah didominasi bencana longsor sebanyak 41 persen, banjir 16 persen, angin kencang 31 persen dan kebakaran hutan 12 persen,” paparnya.

Mengacu jumlah kejadian bencana, BPBD Kota Batu juga meningkatkan antisipasi dengan melakukan pemetaan daerah rawan bencana. Pemkot Batu juga mengimbau para kepala sekolah dan guru untuk memperhatikan kesiapan fasilitas sekolah dalam menghadapi potensi bencana.  (ian/den/eri/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img