.
Friday, December 13, 2024

Dua Super Tucano Jatuh; Formasi Terbang Dekat, Diganggu Awan Tebal

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- TNI AU segera melakukan investigasi terhadap jatuhnya dua pesawat tempur taktis Super Tucano di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/11) siang. Hasil investigasi, diharapkan memperkuat dugaan kecelakaan ini.

Ini ditegaskan Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI R. Agung Sasongkojati usai proses pemakaman tiga perwira menengah (Pamen) TNI AU Lanud Abd Saleh di TMP Suropati, Kota Malang, Jumat (17/11) yang menjadi korban kecelakaan pesawat Super Tucano. “Hingga saat ini, tim TNI AU masih di lokasi untuk melakukan investigasi,” ujarnya (berita dan foto terkait di halaman Kabupaten Malang).

Tim ini, lanjut dia, mengamankan bangkai pesawat, barang-barang yang akan menjadi bahan investigasi serta mengamankan Flight Data Recorder (FDR) pesawat. “Kami mohon kepada masyarakat untuk membantu kami menyelidiki kecelakaan di lokasi. Kami sangat berterima kasih kepada aparat teritorial setempat dan penduduk yang sudah sepenuh hati membantu,” terangnya.

“Segala temuan harus dilaporkan dan diselidiki,” lanjutnya. Seperti diberitakan, dua pesawat Super Tucano kembali mengalami kecelakaan. Pesawat bertipe EMB-314 ini, jatuh di dua lokasi berbeda. Yakni di Desa Gunung Kundi, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan dan Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.

Empat Pamen TNI AU yang berdinas di Lanud Abd Saleh menjadi korban. Yaitu Komandan Skadron 21, Letkol Pnb Sandhra Gunawan, Kadispers Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, Komandan Wing 2, Kolonel Pnb Subhan dan Kadis Ops, Mayor Pnb Yuda A. Seta. “Ada kemungkinan FDR sudah ditemukan,” ucapnya.

Agung menguraikan, pihaknya masih berupaya untuk melakukan proses evakuasi bngkai pesawat. Hal ini memakan waktu lama karena medan yang cukup sulit. “Kemungkinan harus memotong badan pesawat per bagian agar mudah mengangkutnya menggunakan helikopter. Ini juga harus hati-hati karena pesawat memiliki bahan peledak,” ungkap dia.

Perwira TNI AU dengan bintang satu di pundaknya ini, meminta masyarakat yang ada di lokasi jatuhnya pesawat tidak mendekat saat proses evakuasi. “Maka harus dievakuasi semua. Akan bahaya jika jatuh ke tangan tidak mengerti. Pesawat yang diterbangkan sebenarnya adalah pesawat yang dalam kondisi prima, modern dan canggih,” tuturnya.

Mantan Danlanud Sam Ratulangi Manado itu kembali menegaskan, engine pesawat dalam kondisi tidak memiliki kendala ataupun masalah teknis lain. “Mereka terbang dalam bentuk formasi yang jaraknya sangat dekat. Take off bersatu, setelah bergabung menjadi satu kesatuan pesawat yang formasi formasi itu dekat sekali,” papar dia.

“Pada saat mereka climbing, mereka masuk ke awan in out in out artinya awannya itu tipis-tipis saja. Awan itu tiba-tiba menebal dan pekat sehingga mengganggu penglihatan. Bahkan pesawat yang dekat atau jaraknya hanya sekitar 30 meter, tidak kelihatan karena sangat tebal dan para penumpang mengatakan blind-blind atau kalau bahasa Inggrisnya buta tidak lihat,” urainya panjang lebar.

Meski begitu, untuk memastikan penyebab jatuh melalui investigasi yang dilakukan, bangkai pesawat akan dibawa ke hanggar Lanud Abd Saleh. “Kami belum bisa mengutarakan batas waktu investigasi. Tergantung situasi dan kondisi. Untuk membaca FDR saja, perlu peralatan khusus,” tutup dia. (tyo/rex/mar)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img