Malang Posco Media – Kelanjutan kasus dugaan pengeroyokan oleh lima siswa kelas XII SMAN 1 Kota Batu dan satu siswa SMKN 1 Kota Batu terus bergulir. Setelah sebelumnya korban pengeroyokan melaporkan tujuh pelaku pengeroyokan, kini pihak terlapor balik melaporkan pihak pelapor yakni Rochani ke Polres Batu.
Hal itu disampaikan oleh Penasehat Hukum Pelaku Suwito bahwa pihaknya melaporkan Rochani ke Polres Batu atas dugaan menghalang-halangi proses perdamaian atas peristiwa pengeroyokan yang telah diberikan Malang Posco Media, Selasa (30/8) lalu.
“Benar kami melaporkan Rochani terkait dugaan menghalang-halangi proses perdamaian dan fitnah kepada anak-anak selaku terlapor. Terlapor (Rochani.red) diduga melakukan fitnah dengan menuduh seolah-olah pelaku yang masih anak-anak itu telah melakukan penyekapan dan pengeroyokan terhadap korban yang sama-sama masih anak-anak,” ujar Wito kepada Malang Posco Media Kamis (1/9) kemarin.
Lebih lanjut, Wito menerangkan jika laporan dilayangkan karena orang tua pelaku tidak bisa menerima perlakuan Rochani yang bukan orang tua R (korban.red) saat mediasi. Pasalnya orang tua terlapor menilai Rochani mengabaikan prinsip-prinsip perdamaian yang mestinya diberlakukan pada perkara anak.
“Jadi laporan kami buat karena Rochani yang bukan orang tua korban saat mediasi meminta kepada orang tua korban agar mengabaikan permintaan maaf orang tua pelaku. Begitu juga tidak mau mendengar semua penjelasan-penjelasan atau sebab yang membuat pelaku melakukan pemukulan. Serta diduga melakukan fitnah dengan mengatakan kepada orang tua pelaku jika korban di sekap dua hari oleh para pelaku,” terangnya.
Atas dasar itulah Wito melaporkan Rochani. Apalagi menurut Wito Rochani telah mencederai proses mediasi perdamaian yang telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Sementara itu Rochani, pihak keluarga pelapor saat dihubungi Malang Posco Media belum memberikan tanggapan atas dilaporkan dirinya ke Polres Batu hingga berita ini di terbitkan. (eri)
