MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Duka mendalam dirasakan Suliono dan Dewi Astuti, orang tua Erik Kurniawan. Mereka tidak menyangka jika anak pertamanya meninggal tenggelam di Pantai Nomineagari, Ishikawa, Jepang, Sabtu (29/6) lalu. Padahal, Kamis (27/6), Erik masih melakukan panggilan video dengan sang ibu.
“Kami tidak menyangka. Kami kaget saat kali pertama dihubungi,” kata Dewi Astuti. Dia menjelaskan, Erik Kurniawan adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Dusun Ngramban, Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang. Kabar meninggalnya Erik ini cukup ramai di media sosial. Bahkan beberapa akun TikTok juga menginformasikan kabar tersebut.
Kepada Malang Posco Media, Tuti, sapaan Dewi Astuti akrab mengatakan, kali pertama dia mendapatkan kabar anaknya meninggal dari orang bernama Hamdan. Menurut dia, Hamdan adalah perantara yang memberangkatkan anaknya ke Jepang tahun 2023 lalu.
“Saya dapat telepon Sabtu (29/6) malam lalu, mengatakan Erik meninggal dunia karena tenggelam. Saat itu saya tidak percaya, dan langsung menghubungi Erik. Tapi berulangkali saya menelpon hanya berdering saja, tidak ada yang mengangkat,” ucapnya.
Tuti sekeluarga baru percaya anaknya meninggal setelah petugas dari KBRI di Jepang dan dari Kementerian Luar Negeri menelpon menyampaikan kabar duka. “Saya syok, tidak bisa berkata apa-apa waktu itu,” ucapnya. Meskipun demikian, ia dan keluarganya pun mengaku iklas. Mereka hanya berharap jenazah Erik dapat dipulangkan ke Indonesia dengan cepat.
“Kami masih dapat kabar bila jenazah Erik sudah diotopsi. KBRI sedang menunggu surat dari kepolisian Jepang. Kami hanya berharap jenazah anak kami cepat dipulangkan, agar bisa segera kami semayamkan,” tambahnya. Tuti sendiri menceritakan bahwa Erik berangkat ke Jepang, Agustus 2023 lalu.
Tuti tidak tahu perusahaan yang memberangkatkan Erik. Yang dia tahu, Erik bisa berangkat atas perantara seseorang bernama Hamdan. “Kalau PT-nya apa kami tidak tahu. Berangkat atas perantara pak Hamdan dengan membayar Rp 45 juta,” katanya. “Tadinya anak saya bekerja di LPK Hikari Jogja Mandiri,” ungkapnya.
Sosok Erik sendiri, pernah magang ke Jepang, tahun 2020 lalu. “Pertama kali berangkat tahun tahun 2020. Diberangkatkan oleh LPK Jiritsu Nusantara yang ada di Bogor. Tiga tahun Erik magang di sana. Kemudian Maret 2023 kembali ke Malang. Selanjutnya sekitar Mei dia ke Jogja bekerja di LPK Hikari. Agustus Erik berangkat ke Jepang,’’ ucapnya.
Tuti juga mengatakan selama ini Erik selalu memberikan kabar kepada orang tuanya melalui panggilan video. Selama ini Erik tidak pernah memberikan kabar buruk. “Anak saya itu rajin sekali. Dia bekerja dengan keras. Sebagian gajinya dikirim ke sini. Dia juga menjadi tulang keluarga kami,” tandas dia ditemani anak keduanya, Alvin Nurochim.
Sementara itu meninggalnya Erik Kurniawan di Jepang langsung direspon cepat oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang. Mereka melakukan koordinasi dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan melakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Timur. Bahkan Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang Tri Darmawan,S.Kom, juga mendatangi rumah korban. “Begitu mendapatkan kabar ada PMI asal Kabupaten Malang meninggal dunia, kami langsung bergerak. Saat ini kami juga melakukan koordinasi agar proses pemulangan jenazah lancar,” tutupnya. (ira/mar)