MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Jelang laga Arema FC perdana kali berkandang di Stadion Soepriadi Kota Blitar, sempat muncul dinamika mengenai pembelajaran secara daring di Kota Patria tersebut. Lewat surat imbauan bernomor 400.3.10/316/410. 101.32/2024 tertanggal 9 Agustus 2024 bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada tanggal 12 Agustus 2024 dilaksanakan secara daring yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, Dindin Alinurdin, AP.
Dalam surat tersebut, Dindin Alinurdin menyebutkan sekalipun pembelajaran dilaksanakan secara daring, guru tetap mengajar dari sekolah. Hanya siswa saja yang diminta untuk belajar dari rumah secara daring.
“Setelah berdiskusi dengan beberapa teman-teman di internal dan sekolah, kami memutuskan tanggal 12 Agustus 2024 pembelajaran tetap dilakukan tapi lewat daring. Kalau guru tetap berada di sekolah. Ini kebijakan berlaku semua lembaga mulai PAUD sampai SMP baik negeri maupun swasta,” ujar Dindin Alinurdin.
Dindin mengatakan kebijakan itu diambil untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Dewa United di Stadion Soepriadi, Kota Blitar. Pasalnya, sekalipun pertandingan digelar sore, diperkirakan pergerakan suporter sudah terjadi sejak pagi.
“Itu yang kami antisipasi supaya petugas keamanan tidak terlalu repot. Bukan pergerakan anak-anak, tapi yang antar jemput juga kami antisipasi kalau ada jalan yang ditutup, utamanya pas jam siang,” tambah dia.
Terhadap situasi tersebut, manajemen Arema FC sudah menerima penjelasan. Melalui Manajer Operasional Arema FC Sudarmaji, keputusan ini dilihat sebagai dinamika positif. Walaupun, cara penyampaiannya dinilai kurang pas.
“Kami sudah menerima klarifikasi dari mereka. Kami yakin tujuannya sebenarnya baik. Anak-anak diberikan kesempatan untuk nonton pertandingan Arema di Stadion Soepriadi. Itu adalah sebuah kebanggaan bagi Kota Blitar,” kata Sudarmaji.
Menurut klarifikasi dari Dinas Pendidikan Kota Blitar, aturan pembelajaran daring ini tidak berlaku untuk seluruh sekolah di Kota Blitar, melainkan hanya untuk sekolah-sekolah di sekitar Stadion Soepriadi. Keputusan awal ini berhubungan dengan penataan perimeter pengamanan stadion untuk laga Arema vs Dewa United.
“Itu awalnya hanya untuk sekolah-sekolah yang berada di lingkungan Stadion Soepriadi, karena penataan perimeternya sejauh 2 km. Mungkin khawatirnya pertandingan ini akan mengganggu aktivitas belajar-mengajar,” ujar Sudarmaji.
Dia menyebutkan, dengan kebijakan tersebut ada kesempatan bagi mereka yang masih pelajar, pagi hari sekolah daring sampai siang dan sore harinya nonton bersama orang tua. “Stadion yang seperti itu naik grade-nya bisa menggelar pertandingan sekelas Liga 1,” pungkasnya. (ley/jon)