spot_img
Thursday, August 14, 2025
spot_img

Dulu Ingin Jadi Presiden, Kini Nabil Punya Mimpi Jadi CEO

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Mengenal Lebih Dekat Sekolah Tanoko, Gratis untuk Anak Yatim-Piatu

Suatu siang yang tenang di SMK Tanoko, Pasuruan. Angin pegunungan meniup lembut ke halaman sekolah yang tampak bersih dan rapi. Di sinilah, di sebuah sekolah gratis yang dikelola oleh Tanbright dan Hermanto Tanoko Foundation (HTF), seorang remaja bernama Nabil Achmad Ibrahim sedang menata ulang mimpinya.

MALANG POSCO MEDIA – Nabil bukan anak dari keluarga berada. Ia berasal dari Gedangan Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur dan sebelumnya menempuh pendidikan di sebuah pondok pesantren. Namun, siapa sangka, kini ia duduk di kelas XII dan punya cita-cita yang tak main-main, menjadi Chieft Executive Officer (CEO) ternama, setelah dua tahun bersekolah yang dibangun atas inisiasi taipan asal Kota Malang, Hermanto Tanoko.

“Dulu saya ingin jadi presiden. Tapi sekarang tidak lagi. Saya ingin jadi CEO terkenal. Saya ingin sukses dengan menjadi pengusaha seperti pak Hermanto Tanoko,” ucapnya polos, penuh keyakinan.

Cita-cita itu tidak datang begitu saja. Sejak masuk ke SMK Tanoko, sekolah kejuruan yang dibangun dari visi besar taipan Hermanto Tanoko, Nabil menyadari bahwa menjadi pemimpin bukan hanya soal jabatan politik. Ia ingin menjadi pemimpin yang menciptakan lapangan kerja, membangun bisnis, dan memberi manfaat untuk banyak orang.

“Saya ingin menjadi pengusaha sukses di bidang properti, desain produk, dan periklanan,” tambah remaja kelahiran Bekasi tahun 2007 itu. Semua mimpi itu, katanya, ia dedikasikan untuk membahagiakan ibunya.

Nabil tumbuh dari lingkungan yang tak selalu mudah. Saat SMP, ia pernah menjadi korban bullying. Tapi di SMK Tanoko, ia menemukan suasana yang berbeda. Aman, ramah, dan membangun.

“Di sini teman-temannya baik-baik. Tidak ada yang saling membully. Pokoknya senang,” ucapnya dengan wajah lega.

Tak hanya itu, prestasi Nabil juga mulai bersinar. Ia pernah menyabet Juara Storytelling, Juara Pidato, dan Juara Mapel Bahasa Inggris tingkat Airlangga pada tahun 2024. Sosok pendiam ini pelan-pelan membuktikan bahwa mimpi besar bisa lahir dari ruang yang tenang.

Kepala SMK Tanoko, Aris Cahyono, M.Pd mendengarkan cerita siswanya dengan mata berbinar. Baginya, Nabil adalah representasi dari harapan besar sekolah ini.

“Saya ingin mereka jadi CEO. Bukan jadi karyawan. Kalau hanya ingin jadi karyawan, buat apa sekolah di sini. Sekolah ini didirikan untuk mencetak satu juta entrepreneur mandiri, bukan karyawan mandiri,” tegas Aris.

Aris menyadari, SMK Tanoko yang kini dipimpinnya memang bukan sembarang sekolah. Sebab, yayasan yang menaungi SMK Tanoko bukanlah sembarang yayasan. HTF sebagai yayasan sosial merupakan bagian dari Tancorp (Tanoko Corporation) Holding yang semuanya dikendalikan oleh tangan dingin Hermanto Tanoko.

SMK Tanoko memang bukan sekolah biasa. Ia berdiri dari semangat sosial dan cita-cita seorang pengusaha yang pernah merasakan sulitnya hidup. Hermanto Tanoko, nama besar di balik Tancorp, holding raksasa yang menaungi lebih dari 50 merek ternama seperti Avian, Cleo, Tanrise Property, hingga Depo Bangunan, tak pernah melupakan akarnya.

Hermanto mendirikan sekolah ini untuk anak-anak yatim, piatu, atau yang datang dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Bagi Hermanto, hidup bukan hanya tentang sukses pribadi, tapi bagaimana kesuksesan itu bisa diwariskan dan ditularkan.

Keterbatasan ekonomi yang pernah dialaminya ketika masih kecil dan akhirnya menjadi seorang taipan, ingin diwujudkannya ke siswa-siswi SMK Tanoko. Baginya, tidak ada yang tidak mungkin jika semua dilakukan dengan kerja keras dan sungguh-sungguh.

“Saya bercita-cita memberi kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak piatu, yatim dan yatim piatu dengan menjadi seorang wirausaha sejati. Dilandasi nilai-nilai sejati, saya ingin mencetak satu juta wirausaha mandiri,” ujar Hermanto kepada Malang Posco Media, saat ditemui di Taman Dayu, Pandaan, belum lama ini.

Kini, di tengah deretan bangunan bersih dan suasana belajar yang hangat, mimpi-mimpi besar sedang tumbuh. Seperti Nabil, banyak siswa SMK Tanoko yang mulai percaya diri menatap masa depan bukan sebagai pencari kerja, tapi sebagai pencipta lapangan kerja.

Dari ruang-ruang kelas di lereng Pasuruan, Indonesia bisa berharap. Mungkin kelak, bukan hanya satu, tapi ribuan CEO seperti Nabil akan lahir dengan hati yang bersih, mimpi yang besar, dan semangat yang tak pernah padam. (has/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img