Tuesday, September 16, 2025
spot_img

Dulu Pembalap, Sekarang Mentor: Misi Cetak Juara dari Kota Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Tifania Adine Almira Azaria, Ratu BMX yang Kini Jadi Pelatih Generasi Emas

Siapa sangka, dari tribun penonton sebuah kejuaraan sepeda pada 2010 lalu, lahir sosok yang kini menjadi ikon BMX Kota Malang. Namanya Tifania Adine Almira Azaria, atau akrab disapa Adin. Perempuan berusia 27 tahun ini pernah mengharumkan nama Malang hingga level internasional, sebelum akhirnya memutuskan fokus mencetak atlet-atlet baru di lintasan BMX.

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Perjumpaan Adin dengan dunia BMX terjadi secara tak sengaja. “Saya pribadi, kali pertama suka dengan olahraga BMX di tahun 2010. Saat itu, awalnya hanya ikut menemani ayah yang menjadi MC di sebuah kejuaraan balap sepeda,” kenangnya.

Dari sekadar duduk di tribun, rasa kagum itu berubah menjadi tekad. Adin meminta izin kepada orangtuanya untuk menjajal latihan di arena Velodrome Sawojajar Kota Malang. “Mulai berlatih sendiri, sampai ikut klub untuk latihan di arena BMX,” ceritanya.

Bagi Adin, masa remajanya diisi dengan rutinitas berbeda dari kebanyakan anak seusianya. Pulang sekolah, ia langsung berganti kostum dan meluncur ke lintasan.

“Saya memang harus mengorbankan waktu bermain dengan teman, tapi itu harga yang harus dibayar, untuk bisa berlatih serius,” katanya sambil tersenyum.

Pengorbanan itu membuahkan prestasi. Dua medali emas dan satu perak Porprov Jawa Timur, podium 2 dan 3 di National Championship kategori Women Elite, hingga kesempatan memperkuat Timnas Junior Indonesia di Asian Continental Championship.

“Yang paling berkesan tentu saat bisa bersaing dengan pembalap dunia dan merasakan atmosfer balap internasional,” ujarnya.

Namun, perjalanan Adin tidak selalu mulus. Pandemi Covid-19 membuat kompetisi terhenti, dan semangatnya sempat diuji. “Bosan pasti ada, tapi BMX sudah jadi bagian dari hidup saya. Saya bahkan menyukai perasaan saat melompat atau melakukan teknik manual,” ungkapnya.

Kini, sejak pertengahan 2023, Adin memilih berhenti menjadi atlet dan fokus melatih. Ia percaya masa depan BMX Malang ada di tangan generasi muda yang dibinanya.

“Kalau dilihat dari kedisiplinan dan hasil kejuaraan, saya optimis atlet BMX Malang bisa mengharumkan nama Indonesia,” ucapnya penuh keyakinan.

Misinya sederhana, Indonesia harus lebih banyak menggelar event BMX. Baginya, kompetisi bukan sekadar perebutan medali, tetapi tempat membentuk mental juara.

“Dengan lebih banyak event, bibit-bibit potensial bisa tumbuh dan mental atlet makin kuat,” tutupnya. Adin kini bukan hanya mantan atlet, tetapi juga inspirasi bagi banyak remaja Malang yang ingin menjajal dunia BMX. Di lintasan, ia hadir bukan lagi sebagai pembalap, melainkan sebagai mentor yang siap melahirkan bintang-bintang baru yang siap mengukir prestasi terbaiknya. (rex/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img