Keripik Tempe Sanan
MALANG POSCO MEDIA-Keripik tempe Sanan sudah tersohor hingga pelosok tanah air, bahkan hingga ke luar negeri. Setiap harinya, pembeli datang ke Sanan dari berbagai daerah. Perajinnya pun juga mengirim pesanan hingga luar daerah.
Para pengusaha keripik tempe Sanan menggunakan bahan baku kedelai yang harus didatangkan dari luar negeri atau impor. Kedelai dipasok dari Amerika Serikat. Setiap hari membutuhkan sekitar 20 sampai 30 ton kedelai.
“Itu setelah Covid, sebelum Covid bisa mencapai 40 ton per harinya. Stok Alhamdulillah tidak pernah terlambat,” kata M Arif Sofyan Hadi, pengurus Paguyuban Keripik Tempe Sanan kepada Malang Posco Media.
Di Sanan hingga kini ada sekitar 500 home industri keripik tempe. Masing-masing rumah ada yang satu hingga dua kwintal produksinya. Bahkan yang usahanya besar ada yang mencapai 30 hingga 50 kwintal. Untuk musim liburan serta lebaran, produksi bisa meningkat hingga 200 persen.
Menurutnya, sebelumnya ada beberapa jenis kedelai seperti kedelai lokal, kedelai China dan kedelai Canada. Namun sekarang ini hanya kedelai Amerika Serikat saja. Bahan lainnya seperti minyak, LPG serta lainnya menurut Arif tidak ada kendala. “Hanya harganya saja,” tambahnya.
Pria yang juga perajin keripik tempe ini mengaku bahwa keripik Sanan ini sudah ada sejak lama. Namun perkembangan pesat setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009 datang ke Sanan. “Perkembangan paling cepat 2009 setelah bapak Presiden SBY ke Sanan, ke rumah saya,” kenangnya.
Setelah kedatangan orang nomor satu di pemerintahan RI saat itu, perkembangan keripik tempe Sanan berkembang pesat. “Waktu itu belum ada paguyuban,” tambahnya.
Menurutnya, kini usaha kripik tempe sudah menjadi mata pencaharian masyarakat Sanan. Dengan industri keripik ini, perekonomian masyarakat setempat naik. “Kalau dulu hanya sebagai sampingan saja, sekarang sudah menjadi mata pencaharian masyarakat,” pungkasnya. (jon/bua)