MALANG POSCO MEDIA – Angka kecelakaan yang merenggut korban jiwa belakangan sudah tinggi. Tak hanya di Malang Raya, tapi hampir semua wilayah. Tak perlu ditambah dengan beragam persoalan yang makin rawan timbulnya korban jiwa. Salah satu yang selalu menjadi persoalan dan membuat repot petugas kepolisian dan diresahkan masyarakat adalah balap liar. Tak hanya di Kabupaten Malang, tapi juga di Kota Malang. Balap liar ini selalu menjadi persoalan besar dari waktu ke waktu. Bisa diredup kemudian kambuh lagi. Dan pelakunya bisa diidentifikasi dan kemudian berkembang, dan terus berkembang lagi.
Balap liar tak hanya merepotkan petugas kepolisian, tapi juga mengancam keselamatan pelaku sendiri dan pengendara lainnya. Itu karena pelaku balap liar selalu melakukan balapan di jalan raya. Tak peduli waktunya jalan raya sepi atau ramai. Dan waktunya juga sudah bisa dipastikan dan identifikasi polisi.
Di Kota Malang biasanya Sabtu malam minggu di jalur utama Kota Malang. Jalanan ini selalu ramai anak muda yang selalu menunggu aksi balap liar dari pelaku balap liar yang tak pernah jera. Meski berulangkali diobrak abrik kepolisian, bahkan diangkut ke Mapolresta Malang Kota, namun efek jera tak ada. Pelaku balap liar selalu mencuri-curi waktu dan tempat untuk terus melakukan balap liar.
Mengapa balap liar ini selalu ada dan susah dibasmi? Dugaan kuat, mereka tak sekadar uji nyali dalam adu kecepatan di jalan raya. Tapi potensi perjudian yang dilakukan kalangan anak muda yang suka balapan liar di jalan raya. Kalau tak ada embel-embelnya uang, mana mungkin mereka mau mempertaruhkan nyawa mereka dalam ajang balap liar, yang sudah pasti tidak aman.
Jokinya pun pasti sudah jago dalam menggeber motornya. Tapi siapa di balik sang joki itu. Siapa pula pemilik motor yang selalu mengupgrade motornya hingga bisa dipacu dengan kencang ala setan. Dugaan kuat, pasti ada sang bandar yang mengendalikan aktivitas balap liar ini dari jauh.
Zaman sekarang serba online. Aksi balap liar sangat potensial bila digunakan untuk ajang perjudian. Masyarakat umum mungkin tak bisa mendeteksi. Karena yang ikut dalam kegiatan balap liar memang sudah terkoordinir dan tidak sembarangan anak muda.
Maka, salah satu cara membasminya adalah dengan hukuman yang lebih keras. Petugas kepolisian jangan hanya fokus pada pelaku aksi balap liar saja, tapi memberantas jaringannya pula. Kalau sudah tertangkap, harus diberikan hukuman yang membuat mereka jera.
Idealnya memang ada kejuaraan para pelaku balap liar. Kejuaraan resmi balapan motor sudah ada. Kalau pelaku balap liar mau, tinggal menyalurkan aktivitasnya di balapan resmi yang digelar IMI. Baik tingkat lokal, regional maupun nasional. Tapi balap liar selalu ada, selalu tumbuh. Satu hilang, tumbuh yang baru lagi. Begitu seterusnya.
Ini menunjukkan bahwa aksi balap liar memang sengaja diadakan. Pasti ada bosnya. Pasti ada pengendalinya. Pasti ada bandarnya bila dugaan kuat di dalamnya dijadikan ajang perjudian. Ini tugas bersama. Masyarakat dan polisi harus bekerjasama untuk memberantasnya. Karena yang terancam adalah masyarakat pengendara.(*)