MALANG POSCO MEDIA – Tak ada yang suka mengurusi sampah. Baunya saja mayoritas tak suka. Tapi sebusuk-busuknya bau sampah, sampah harus dikelola dengan baik. Tak bisa dibiarkan saja, apalagi Cuma ditumpuk. Meskipun sudah dilokalisir yang namanya sampah tetap akan bau. Apalagi kalau musim angina kencang. Baunya makin menyengat dan mengganggu masyarakat. Bukan hanya yang di dekat lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saja, yang lokasinya jauh pun bisa mencium bau tak sedapnya.
Ideal TPA memang lokasinya jauh dari permukiman warga. Akses menuju TPA juga harus steril dari pemukiman warga. Ada jalur khusus yang memang hanya diperuntukkan untuk jalur pembuangan sampah. Sehingga persoalan-persoalan yang muncul akibat sampah, tak menyulut protes warga sekitar.
Apa yang terjadi di TPA Tlekung Kecamatan Junrejo adalah bukti nyata, dekatnya lokasi TPA dengan permukiman warga. Kalau pun tidak dekat, akses menuju ke TPA melintasi jalan perkampungan. Sehingga ketika muncul persoalan sedikit, sangat rawan munculnya gejolak di masyarakat.
Menyikapinya Pemkot Batu memang harus bertindak cepat. Volume sampah yang terus menggunung harus dicarikan solusinya secara tepat. Pengolahan sampah yang efektif menggunakan peralatan canggih harus jadi pilihan. Itu bila pemkot tak punya alternatif lahan lain bila ingin perluasan.
Namun masyarakat juga harus lebih bijak. Menutup akses menuju TPA juga bukan solusi tepat. Karena dampaknya sampah akan meluber dan menumpuk di banyak tempat. Itu juga akan menjadi masalah baru. Karena itu, demi sama-sama mencari solusi, usulan TPST 3R sangat mendesak di masing-masing kelurahan/ desa.
Kalau TPST 3R ini bisa diwujudkan di masing-masing desa/kelurahan, maka beban sampah ke TPA Tlekung juga akan berkurang drastis. Sebab masing-masing wilayah sudah memiliki TPST 3R. Tak hanya berfungsi menampung dan mengolah sampah, TPST 3R ini juga menjadi sarana untuk mencari pendapatan masing-masing desa/ kelurahan.
Untuk pengolahan dan caranya, masyarakat bisa belajar dari TPST 3R Mulyoagung Kecamatan Dau atau TPST 3R lainnya yang sudah sukses. Namun persoalannya, semua tak bisa instan. Tuntutan masyarakat sebanyak itu juga tak mungkin akan selesai dalam sebulan. Pemkot Batu juga butuh partisipasi masyarakat untuk bisa menyelesaikannya.
Maka ini kesempatan bagi masing-masing kelurahan/ desa di Kota Batu untuk mulai fokus menyiapkan TPST 3R. Sebab ini juga yang menjadi salah satu tuntutan masyarakat Desa Tlekung. Paling tidak usulan TPST 3R ini menjadi program masal yang harus bisa diwujudkan secara bersama-sama pula.
Tentu saja, program ini harus didukung penuh oleh DPRD Kota Batu dan Pemkot Batu. Jangan kemudian diserahkan begitu saja kepada masing-masing lurah dan kepala desa untuk mewujudkannya. Program ini harus sinergi agar semua persoalan soal sampah bisa selesai.
Sekali lagi, sampah memang masalah. Tapi bagaimana menjadikan sampah ini menjadi bukan masalah, ini yang penting. Butuh kesadaran dan kepedulian semua pihak. Paling tidak dari masing-masing rumah. Mengurangi volume sampah setiap hari bisa menjadi cara efektif agar volume sampah di TPA tak terus menumpuk.(*)