MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya (FIKES UB) menggelar bakti sosial bertajuk SI-MBOK (Skrining Sindrom Metabolik). Diselenggarakan di GPPS Mojorayung Kabupaten Madiun pada, Minggu (27/7) lalu. Program yang berlangsung satu hari ini diikuti oleh 51 peserta dan terdiri atas dua rangkaian utama, yakni skrining kesehatan gratis di pagi hari dan edukasi tentang sindrom metabolik pada malam harinya.
Pemeriksaan mencakup pengukuran tekanan darah, glukosa darah, kolesterol, asam urat, indeks massa tubuh dan pemeriksaan aliran darah di kaki melalui pemeriksaan ABI. Hasil skrining ini digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi risiko sindrom metabolik secara dini.
Ketua Tim Dosen, Dr. Ns. Heri Kristianto, M.Kep., Sp.Kep.MB, mengatakan, kegiatan ini sangat penting dilakukan mengingat tingginya angka kematian mendadak akibat sindrom metabolik yang sering tidak disadari atau dikenal sebagai silent killer. “Banyak kasus kematian mendadak yang ternyata berakar dari kondisi sindrom metabolik yang tidak terdeteksi. Program seperti ini penting agar masyarakat bisa mengenali kondisi tubuhnya sejak dini dan segera melakukan perubahan gaya hidup,” ujar Heri Kristianto.
Menurutnya, skrining ini sangat membantu warga untuk mengetahui kondisi tubuh mereka saat ini. Edukasi mengenai sindrom metabolik disampaikan secara komunikatif dan kontekstual, agar mudah dipahami oleh masyarakat awam.
“Materi mencakup pengertian, penyebab, dampak, serta pencegahan sindrom metabolik melalui perubahan pola makan dan aktivitas fisik dan diakhiri dengan pelaporan bagaimana hasil pemeriksaan hari ini kepada para peserta,” tuturnya.
Acara ditutup dengan pembagian doorprize, sebagai bentuk apresiasi atas antusiasme para peserta selama kegiatan berlangsung yang kemudian dilanjutkan dengan dokumentasi bersama. “Melalui program SI-MBOK ini, kami berharap dapat terus mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit tidak menular, khususnya sindrom metabolik yang kini menjadi tantangan serius dalam kesehatan masyarakat desa,” harapnya.(imm/lim)