MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang memastikan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diperintahkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto tidak akan mengganggu jalannya program wajib pendidikan di kota tersebut. Meskipun terdapat penyesuaian alokasi anggaran, sektor pendidikan tetap menjadi prioritas utama.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, mengakui bahwa efisiensi anggaran tentu berdampak pada beberapa aspek, namun tidak akan mengorbankan kebutuhan utama pendidikan. Ia menegaskan bahwa pemangkasan anggaran telah diantisipasi dengan memastikan program esensial tetap berjalan tanpa hambatan.
“Penghematan anggaran lebih difokuskan pada sektor operasional di lingkup Disdikbud saja. Sementara itu, anggaran yang diperuntukkan untuk sekolah tidak terdampak signifikan,” ujarnya.
Anggaran untuk kebutuhan utama seperti gaji guru, dana BOS Nasional (Bosnas) dan BOS Daerah (Bosda), rehabilitasi sekolah, serta insentif guru TK dipastikan tetap aman dan tidak mengalami pemotongan. Hal ini merupakan komitmen Disdikbud untuk menjaga kesejahteraan tenaga pendidik serta kelangsungan proses belajar mengajar di Kota Malang.
“Anggaran di bidang pendidikan adalah anggaran wajib yang tidak bisa dipangkas, seperti gaji guru, Bosnas, Bosda, dan insentif guru TK. Efisiensi lebih diarahkan pada pengeluaran operasional, seperti alat tulis kantor, konsumsi rapat, dan perjalanan dinas,” jelas Suwarjana.
Selain itu, Disdikbud Kota Malang terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi guna memastikan efisiensi anggaran tidak berdampak pada kualitas pendidikan.
“Berbagai langkah strategis telah kami susun agar pemangkasan anggaran tidak menghambat operasional sekolah,” terang Suwarjana.
Saat ini, Disdikbud masih menunggu kepastian mengenai besaran anggaran yang akan dipangkas. Namun, berdasarkan perkiraan awal, Suwarjana memperkirakan efisiensi yang diterapkan tidak akan melebihi lima persen dari total anggaran yang dialokasikan.
“Besaran efisiensi anggaran pendidikan masih belum pasti. Namun, perkiraan saya maksimal lima persen saja untuk sekolah,” tutupnya. (rex/aim)