Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan tuntutan masyarakat terhadap perusahaan untuk lebih memperhatikan masalah etika, sosial dan lingkungan. Tuntutan ini telah memotivasi perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai secara sosial dan menciptakan keselarasan antara operasi perusahaan dan nilai sosial.
Perekonomian Indonesia saat ini tengah mengalami perkembangan yang pesat, yang memicu persaingan antar perusahaan untuk terus memperluas bisnis mereka. Dalam upaya tersebut, salah satu strategi yang semakin populer adalah investasi, yang didefinisikan sebagai komitmen sumber daya di masa kini untuk memperoleh manfaat di masa depan. Efisiensi investasi, pada dasarnya, dapat diukur melalui keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan proyek dengan Net Present Value (NPV) positif.
Namun, investasi tidak semata-mata berfokus pada aspek finansial Faktor nonfinansial juga perlu diperhatikan ketika membahas efisiensi investasi organisasi. Salah satu faktor nonfinancial adalah laporan keberlanjutan yang mana laporan keberlanjuatan memuat dampak Enviromental, Social, Governance (ESG)
ESG: Pilar Keberlanjutan
Lingkungan Aspek ini menyoroti bagaimana perusahaan mengelola dampaknya terhadap alam, termasuk pengelolaan limbah, efisiensi energi, serta upaya mengurangi jejak karbon. Konsumen yang semakin sadar lingkungan cenderung mendukung perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan.
Sosial Hubungan dengan karyawan, pelanggan, dan komunitas menjadi perhatian utama. Praktik ketenagakerjaan yang adil, hak asasi manusia, serta program tanggung jawab sosial (CSR) dapat meningkatkan loyalitas karyawan dan reputasi perusahaan.
Tata Kelola Transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan, pengelolaan risiko, dan etika bisnis menciptakan kepercayaan investor serta memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Peningkatan Perhatian pada ESG
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap ESG semakin meningkat. Regulasi seperti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 51 Tahun 2017 di Indonesia mendorong perusahaan untuk melaporkan keberlanjutan. Meski baru 19% perusahaan di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keberlanjutan pada 2021, tren ini terus berkembang hingga saat ini, data terkahir di tahun 2024 mencapai 97% perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan.
Investor juga mulai memasukkan kriteria ESG dalam pengambilan keputusan. Penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan ESG dapat meningkatkan efisiensi investasi dengan mengurangi risiko dan menciptakan peluang pertumbuhan. Di tingkat global, perusahaan dengan kinerja ESG yang baik memiliki akses lebih baik ke modal dan kepercayaan investor.
Tantangan dalam Implementasi ESG
Implementasi ESG bukan tanpa tantangan. Biaya awal yang tinggi, perubahan budaya organisasi, serta kebutuhan transparansi menjadi hambatan utama. Namun, manfaat jangka panjang seperti peningkatan reputasi, efisiensi operasional, dan daya saing membuat upaya ini layak dilakukan.
Penelitian di Uni Emirat Arab (UEA) menunjukkan hubungan positif antara pengungkapan ESG dan efisiensi investasi. Data mengungkap bahwa kepatuhan terhadap praktik terbaik ESG meningkatkan transparansi dan mengurangi asimetri informasi antara manajer dan investor. Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengelola keputusan investasi secara lebih efisien.
Di Indonesia sendiri ketika sebuah perusahaan mengungkapkan informasi non-keuangan, seperti pengungkapan ESG, hal ini dapat meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi masalah keagenan dan asimetri informasi, serta mendorong efisiensi investasi. Sesuai dengan teori pengungkapan, tindakan ini memberikan berbagai manfaat, termasuk menunjukkan minat pemegang saham dan pemangku kepentingan terhadap pengungkapan ESG.
Teori Pendukung
Teori agensi menjelaskan bahwa manajemen memiliki tanggung jawab kepada pemilik perusahaan untuk bekerja demi kepentingan mereka. Pengungkapan ESG yang transparan membantu mengurangi asimetri informasi antara manajer dan investor, meningkatkan kepercayaan dan akuntabilitas. Sementara itu, teori pengungkapan menekankan pentingnya menyampaikan informasi ESG yang relevan dan material kepada pemangku kepentingan, dengan manfaat yang melebihi biaya.
Kesimpulan: Peluang atau Tantangan?
ESG adalah peluang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi investasi dan menciptakan nilai jangka panjang. Meski terdapat tantangan, langkah menuju keberlanjutan memberikan manfaat strategis, baik dari segi reputasi maupun keuangan. Dengan regulasi yang terus berkembang dan kesadaran masyarakat yang meningkat, perusahaan yang mengintegrasikan ESG dalam strategi bisnisnya akan memiliki keunggulan kompetitif di masa depan.
Namun, implementasi yang efektif membutuhkan komitmen, transparansi, dan dukungan regulasi yang konsisten. Dengan demikian, ESG tidak hanya menjadi alat untuk efisiensi investasi, tetapi juga katalis perubahan menuju ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam era modern, tekanan terhadap perusahaan untuk mengadopsi praktik ESG semakin kuat. Konsumen yang lebih sadar lingkungan dan sosial cenderung memilih produk dari perusahaan yang bertanggung jawab. Selain itu, investor institusi besar sering kali memberikan perhatian khusus pada skor ESG perusahaan sebelum melakukan investasi. Keberlanjutan telah menjadi kata kunci utama dalam lanskap bisnis global.
Perusahaan yang mampu menunjukkan kinerja ESG yang baik tidak hanya meningkatkan reputasinya tetapi juga mengurangi risiko operasional dan hukum. Dampak positif ini memberikan landasan yang kokoh bagi perusahaan untuk bertumbuh secara berkelanjutan. Selain itu, regulasi yang mendukung, baik di tingkat nasional maupun internasional, memacu perusahaan untuk lebih transparan dalam praktik bisnisnya.
Namun demikian, tidak dapat diabaikan bahwa tantangan utama implementasi ESG di Indonesia mencakup kurangnya pemahaman di kalangan manajemen, ketersediaan data yang terbatas, serta biaya tinggi yang terkait dengan penyesuaian operasional. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi keberlanjutan.
Secara global, pergeseran paradigma ini menciptakan peluang baru di berbagai sektor, termasuk energi terbarukan, teknologi ramah lingkungan, dan transportasi berkelanjutan. Perusahaan yang berinvestasi dalam inovasi hijau cenderung mendapatkan pengakuan pasar lebih cepat dan menarik minat investor yang peduli akan dampak lingkungan dan sosial.
Di masa depan, ESG tidak hanya akan menjadi pilihan tetapi juga kebutuhan. Integrasi ESG ke dalam strategi perusahaan akan menjadi standar baru dalam dunia bisnis, di mana keberlanjutan dianggap sebagai indikator utama keberhasilan jangka panjang. Dengan kesadaran dan dukungan yang terus meningkat, masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan dapat dicapai.(*)