.
Friday, November 22, 2024

Ekskavasi Situs Srigading Lawang Dilanjutkan Tahap Tiga

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Proses Ekskavasi Situs Srigading Lawang mengungkap beberapa penemuan penting. Ekskavasi yang dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim sejak 7 Februari lalu menghasilkan temuan candi utama menghadap ke timur. Selain itu ada temuan yang mengindikasikan struktur bangunan lain yang diduga dari kompleks percandian.

Selain ditemukannya candi, juga ditemukan tiga arca di sekitar area candi yang runtuh. Situs Srigading diperkirakan dulunya merupakan kompleks candi yang cukup besar. Hal tersebut disampaikan arkeolog BPCB Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho. Ia mengatakan struktur batu bata yang ditemukan di bagian barat Situs Srigading diperkirakan merupakan penanda bahwa bangunan utama candi tidak berdiri sendiri, tapi ada bangunan lain.

“Tidak hanya candi utama, kami menemukan adanya indikasi struktur lain yang ada di bagian barat,” ungkap Wicaksono, Minggu (27/2).

Berdasarkan karakteristik struktur bangunan, ia mengatakan struktur yang ditemukan di sisi barat situs merupakan bagian dari bangunan suci, bukan bagian dari permukiman masa lalu.

Temuan itu, kata Wicaksono, menandakan bahwa ini adalah sebuah kompleks besar. Kemungkinan yang tersisa saat ini hanya bangunan utama saja. Namun indikasinya dimungkinkan ada halaman yang kemudian dibatasi pagar.

Sebelumnya, ekskavasi tahap dua dilakukan selama enam hari mulai tanggal 21-26 Februari 2022. Tahap dua dilakukan untuk melanjutkan pekerjaan di tahap satu, dimana targetnya menampakkan sisi timur. Situs Srigading luas profil kaki candi utama berukuran 8×8 meter dengan profil pondasi 10×10 meter.

“Kita mendapati adanya tangga di sisi timur yang menandakan bahwa candi ini menghadap ke timur. 120 derajat dari utara kompas mengarah ke Semeru,” jelasnya.

Jika ekskavasi Situs Srigading dilanjutkan nantinya, kata Wicaksono, tim arkeolog BPCB Jawa Timur akan melakukan pemeriksaan secara acak di luar area yang saat ini sedang digali untuk menemukan lokasi pagar kompleks candi.

“Kalau untuk mengetahui soal kompleks candi, kita akan tes secara acak untuk mencari pagar dari kompleks candi,” katanya.

Sejak ekskavasi tahap pertama digelar Senin (7/2) lalu tim menemukan banyak benda cagar budaya. Diantarannya berupa fragmen terakota kepala 2 buah, fragmen terakota tangan 2 buah, fragmen batu tangan arca 1 buah, tiga arca, lingga 1 buah, batu persegi bagian relung atas 2 buah, batu menara atap 2 buah. Benda-benda itu ditemukan saat ekskavasi baik tahap pertama dan tahap kedua.

Satu buah arca ditemukan di sudut tenggara, satu arca lain di sebelah timur dari dinding sisi timur, hanya berjarak 30 sentimeter. Dua temuan arca ini disebut menandakan kemungkinan merupakan arca penjaga candi yang ada di Srigading. Wicaksono juga mengoreksi penemuan arca sebelumnya bukan merupakan arca yang diduga Agastya.

“Dua arca itu yakni Mahakala dan Nandiswara, yang sebelumnya Nandiswara itu saya duga Agastya karena ditemukan di sisi selatan. Tapi kemungkinan ini arca Nandiswara. Jatuh agak jauh. Tapi juga dugaannya jatuhnya arca ini berbarengan dengan reruntuhan,” ungkapnya.

Dua arca yang ditemukan akan diamankan ke Museum Singosari untuk sementara. Sedangkan yang mengalami sejumlah bagian patah akan coba dilakukan restorasi di BPCB Jatim. Seperti halnya bagian garda atau pegangan senjata dari arca tersebut.

“Dalam candi agama Hindu dua arca melambangkan hal yang sifatnya besar atau kerajaan. Dia biasanya dibuat dengan lengkap termasuk juga pantheon yaitu tata letak arca. Candi ini masuk jenis Hindu Siwaistis jadi di tengah ada Siwa dan kemudian disekelilingnya adalah keluarga dari Siwa. Selain itu juga ada konsep arca penjaga candi Nandiswara sama Mahakala,” urai Wicak.

Terbaru, Minggu (27/2), baru ditemukan Arca Agastya di sisi selatan dalam kondisi runtuh atau terjatuh. Wicaksono menerangkan, menurut laporan, warga pernah melihat di bagian atas ada Arca Ganesha, namun belum ditemukan lagi. Sementara arca Durga juga belum diketahui keberadaannya. Bisa jadi akan ada temuan arca lain di sisi utara jika memang tidak ada pencurian. Ditemukannya beberapa arca di situs candi yang tergolong kecil semakin menindikasikan kompleks candi di sekitarnya.

“Kita juga masih punya PR menggali sumuran. Karena sudah menampakkan bilik di utara 3×3 meter. Bila melihat situs candi yang kecil dengan arca lengkap, indikasinya tidak berdiri sendiri,” urainya.

Dijelaskannya, candi memiliki tubuh dan atap serta dikelilingi pagar. Diduga sempat terjadinya gempa mengakibatkan runtuhnya bangunan. Namun hal tersebut belum bisa dipastikan. Sementara untuk bangunan candi utama disebut mengalami anjlok. Diduga tinggi candi sebenarnya mencapai 11 meter.

Mengenai ekskavasi tahap ketiga, Wicaksono menyampaikan kemungkinan besar akan dilakukan. Ekskavasi yang disponsori Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kaloka Malang itu ditargetkan menampakkan semua sisi candi.

“Kalau dari pengerjaan kami di tahap satu dan dua belum selesai, sehingga dibutuhkan tahap tiga. Dari pihak LPM Kalola memang mengatakan dilanjutkan sampai tahap ketiga juga untuk mengakselerasi pemerintah. Tahap dua ini kita masih selesaikan, kalau ada persetujuan pimpinan kita lanjutkan ke tahap tiga,” jelasnya.

Tujuan ekskavasi tahap tiga akan ada upaya menampakkan beberapa bagian lain, termasuk lantai asli candi. Diduga pula ada struktur lain 10 meter dari struktur candi utama. Lokasinya di bawah perkebunan tebu. Hal ini yang diharapkan segera ditindaklanjuti Pemkab Malang untuk memperlancar ekskavasi dan penetapan Srigading sebagai cagar budaya.

“Radius penggalian kurang lebih dua meteran, diharapkan nanti dari membuka di dasar itu menemukan struktur lain dari bagian yang kompleks,” imbuhnya.(tyo/agp)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img