Sutiaji Anggap Pilkada Masih Jauh
MALANG POSCO MEDIA – Elite politik di Kota Malang mulai pemanasan. Minimal cek ombak. Banner mantan Wali Kota Malang H Moch Anton atau Abah Anton misalnya sudah tersebar di berbagai kawasan.
Sejumlah tokoh pun makin aktif di masyarakat. Namun berbeda dengan sikap Wali Kota Malang Drs H Sutiaji memilih santai. Ia beralasan pemilu masih lama. Nama istri Sutiaji, Widayati pun mulai ditarik ke panggung politik. Ketua TP PKK Kota Malang itu bahkan masuk dalam penjaringan calon wali kota versi Partai Nasdem Kota Malang.
Bertaburnya elite politik di tengah masyarakat bukan fenomena biasa. Sebab Pilkada Kota Malang masih lama. Yakni November 2024. Namun pasangan Wali Kota Malang Drs H Sutiaji-Wawali Ir H Sofyan Edi Jarwoko akan berakhir pada September 2023 mendatang.
Pantauan Malang Posco Media, banner Abah Anton bermunculan di sejumlah kawasan dalam tiga hari belakangan. Yang ditampilkan sederhana. Yakni foto tersenyum dengan tulisan “Abah Anton Mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan 1443 H ‘Semoga Amal Ibadah Kita Diterima Oleh Allah SWT”.
Banner dengan dominasi hijau ini dipasang di beberapa lokasi. Di antaranya kawasan Kelurahan Bumiayu seperti di Jalan Kyai Parseh Jaya. Ada pula yang muncul di Jalan Peltu Sujono.
Saat dikonfirmasi kemarin, Abah Anton mengaku tidak mengetahui siapa yang memasang banner itu. “Saya saja tidak tahu lho itu (pemasangan banner). Kalau saya yang pasang ya beda, pakai baliho,” katanya.
Saat ditanya apakah ia merencanakan memasang hal serupa berbentuk baliho, Anton menegaskan tidak memiliki rencana tersebut. Dengan santai ia juga menjawab belum memiliki rencana kembali masuk ke panggung politik.
Abah Anton menduga banner dirinya dipasang warga yang masih ingin mendukungnya. “Sampai sekarang saya tidak berpikir ke sana (mencalonkan diri lagi). Lebih fokus ke bisnis saja mengelola perusahaan. Itu (pemasangan banner) mungkin karena masyarakat kangen saja,” katanya.
Untuk diketahui Abah Anton merupakan Wali Kota Malang periode 2013–2018. Agustus 2018, ia divonis 2 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Surabaya. Hakim juga memutuskan pencabutan hak politiknya selama dua tahun berlaku sejak bebas dari penjara. KPK menjeratnya terkait kasus suap anggota DPRD Kota Malang periode 2014-2019.
Sementara itu, Wali Kota Malang Drs H Sutiaji enggan membeberkan rencana kedepannya terkait Pilkada Kota Malang 2024. Sutiaji mengatakan masih sangat terlalu dini baginya untuk membicarakan hal tersebut.
Ia menyebut pekerjaan dan tugasnya sebagai pimpinan daerah masih harus diselesaikan. Karena ada berbagai persoalan yang harus diselesaikan. “Ah masih jauh itu. Nanti saja,” tegas Sutiaji.
Nama istri Sutiaji Widayati juga mencuat belakangan. Widayati bahkan muncul dalam bursa bakal calon wali kota dari Partai Nasdem. Untuk diketahui Widayati secara resmi sudah pensiun dini sebagai ASN per 1 Januari 2022 lalu. Jabatan terakhirnya Kabid Pemberdayaan Pemuda Dinas Kepemudaan dan Olahraga (saat ini Disporapar) Kota Malang. Widayati kini aktif sebagai Ketua TP PKK Kota Malang. Sampai berita ini diturunkan, Malang Posco Media belum berhasil mendapat konfirmasi Widayati.
Ketua DPD Partai Nasdem Kota Malang Hanan Jalil mengakui nama Widayati masuk dalam bursa bakal calon wali kota dari Partai Nasdem Kota Malang.
“Iya benar. Itu dari hasil musyawarah ranting memang muncul nama Ibu Widayati. Tapi ada juga nama dr Syifa dan Latifah Shohib. Itu kan memang dari ranting, kemudian diusulkan lagi ke tingkat DPC ke DPD. Dan masih berproses ini,” kata Hanan.
Ia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan orang-ornag yang disebut dalam bursa bakal calon wali kota. Salah satunya Widayati. Hanan menjelaskan reaksi Widayati saat masuk dalam bursa calon wali kota dari Partai Nasdem adalah menyerahkan pada keputusan suaminya, Sutiaji.
“Kata Pak Sutiaji, dia menyerahkan pada proses saja. Dan melihat nanti reaksi dan perkembangan sampai mana ke depannya. Tapi ini prosesnya ya masih panjang. Nanti nama lain bisa jadi masuk. Masih terbuka,” jelas Hanan.
Sebelumnya ramai beredar kabar Widayati dipasangkan dengan mantan Sekda Kota Malang Wasto. Itu setelah sejak pensiun dari PNS Wasto aktif diberbagai kegiatan. Mulai dari lingkungan hidup, sosial hingga organisasi pensiunan PNS. Terakhir Wasto terpilih sebagai Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kota Malang.
Namun demikian Wasto memilih diplomatis saat dikonfirmasi. “Saya malah lupa. Siapa ya?” ungkap Wasto saat ditanya siapakah tokoh-tokoh yang sudah mendekatinya dengan tujuan maju Pilkada Kota Malang.
Mantan Kepala DLH Kota Malang itu juga belum memastikan apakah maju dalam Pilkada atau tidak. Meskipun ia mengetahui berkembang isu dirinya berpotensi masuk dalam bursa calon wali kota dan wakil wali kota.
“Saya masih menikmati masa-masa pensiun. Belum ada pikiran ke sana,” katanya santai.
Pengamat politik Kota Malang Dr Nuruddin Hady SH MH menilai bermunculannya banner Abah Anton sebenarnya sedang cek ombak. Tujuannya untuk melihat respons publik dan elite politik.
Menurut Nuruddin Abah Anton masih memiliki potensi besar maju Pilkada. Hanya saja menurut dia memiliki masa lalu yang melekat yakni kasus korupsi.
Cek alias tes ombak dengan memasang banner menampilkan kembali wajah Anton dengan sebutan familiarnya saat menjabat yakni “Abah Anton” akan dipakai sebagai penguji apakah masyarakat masih antusias dengan sosoknya.
“Jumlah loyalisnya banyak. Lalu pasang banner ini juga momennya pas saat bulan puasa. Kita tahu sendiri loyalis Abah Anton banyak dari NU,” katanya.
Sementara itu terkait Wasto dan Widayati, ia menyampaikan keduanya memiliki potensi yang sama. Wasto punya kelebihan sudah dikenal di kalangan birokrasi. Sedangkan Widayati, memiliki potensi besar karena kekuatan politik suaminya. (ica/van)